Salah Satu Dugaan Penyebab Gangguan Ginjal Akut Karena Keracunan, Penelitian Terus Dikembangkan

1 November 2022, 10:45 WIB
Ilustrasi gangguan ginjal /Instagram @sehatkuks.iD

INDOBALINEWS - Kasus gangguan ginjal akut yang belakangan merebak khususnya yang terjadi pada anak-anak masih terus diteliti penyebabnya.

Diduga salah satu penyebabnya adalah karena keracunan, bisa dari makanan, minuman atau obat-obatan yang dikonsumsi.

Hal itu dikatakan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril yang mengatakan penelitian terhadap penyebab gangguan ginjal akut di Indonesia masih terus dikembangkan.

Baca Juga: Bali United Kental Aroma Brazil, Berikut Daftar Pemain Negeri Samba Yang Pernah Perkuat Serdadu Tridatu

"Saat ini kami sedang melakukan penelitian untuk mengetahui apa sih sebetulnya yang menyebabkan gangguan ginjal akut ini. Diduga penyebab gagal ginjal itu salah satunya keracunan, bisa dari makanan, minuman, dan obat-obatan," kata Mohammad Syahril di Jakarta, Selasa 1 November 2022, seperti dikutip dari Antara.

Lebih lanjut dikatakannya Kemenkes bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI masih mengembangkan sejumlah kemungkinan lain penyebab gangguan ginjal akut.

Baca Juga: Idola K Pop, Rocky ASTRO berpacaran dengan Aktris Park Bo Yeon

"Kandungan obat sirop harus betul-betul diteliti untuk mengetahui mana yang bisa menyebabkan keracunan pada ginjal. Setelah hasil penelitian keluar, BPOM punya tanggung jawab untuk mengevaluasi," katanya.

Di sisi lain, pemerintah sudah menjalankan beberapa kebijakan untuk mencegah penambahan korban gangguan ginjal akut.

Baca Juga: PSSI Surati FIFA, Informasikan Percepatan Kongres Luar Biasa PSSI

Syahril mengatakan, pemerintah sudah menghentikan sementara penggunaan obat sirop untuk anak sebagai langkah cepat untuk mencegah kasus baru.

"Untuk yang sudah sakit, kami melakukan tindakan salah satunya dengan hemodialisa dan pemberian antidotum, zat penawar," ujarnya.

Dia mengatakan, 10 dari 11 pasien gangguan ginjal akut yang dirawat di RSCM semakin membaik setelah diberi Antidotum Fomepizole.

Baca Juga: Tekan Laju Inflasi Pemkot Denpasar Gelar Panen Cabai Hingga Beri Subsidi Ke Petani

Pemberian Fomepizole sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO).

Data menunjukkan pemberian Fomepizole pada pasien gangguan ginjal akut yang diduga disebabkan oleh intoksikasi memiliki efektivitas hingga di atas 90 persen.

Baca Juga: Terancam Dipecat, Oknum Pegawai Puskesmas Diduga 'Selingkuh Bisnis' dengan Rumah Sakit Swasta

"Tidak ada kematian dan tidak ada perburukan lebih lanjut. Anak tersebut sudah dapat mengeluarkan air kecil atau air seni. Dan dari hasil pemeriksaan laboratorium, kadar etilen glikol dari 10 anak tersebut sudah tidak terdeteksi zat berbahaya," ujarnya.***

 

 

Editor: Shira Ade

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler