Skenario ‘Squid Game’ Awalnya Ditolak Investor Lokal, Kini Pemirsa Global Minta Episode Lanjutan

30 September 2021, 06:43 WIB
Squid Game menjadi serial televisi Korea pertama yang menduduki puncak tertinggi untuk serial Netflix, yang paling banyak ditonton di Amerika Serikat. /NETFLIX

INDOBALINEWS - Skenario Squid Game awalnya ditulis untuk sebuah film panjang sekitar sepuluh tahun silam, tapi ditolak investor lokal dan studio produksi dengan alasan kekerasan dan sensasionalisme.

Sekitar dua tahun yang lalu Netflix menerima skenario tersebut dan memutuskan membuat serial dalam sembilan episode.

“Saya seorang sutradara film yang terbiasa membuat film berdurasi dua jam. Sangat sulit untuk membuat serial berdurasi delapan jam,” ujar penulis dan sutradara Squid Game Hwang Dong-hyuk , dikutip dari Antaranews, Kamis 30 September 2021.

Baca Juga: Mandalika Grand Prix Association Tunjuk RSUD NTB Tangani Layanan Kesehatan WSBK

Menurut Hwang unsur satire dalam serial ini serta kesederhanaan dari permainan telah mendorong popularitas dan menarik perhatian penonton secara global.

“Saya berpikir orang-orang tertarik dengan ironi bahwa orang dewasa yang putus asa mempertaruhkan hidup mereka untuk memenangkan permainan anak-anak,” ujarnya dalam sebuah wawancara kepada Yonhap.

Kata dia penonton dapat membenamkan diri ke dalam setiap karakter melalui kesederhanaan dan kemudahan dalam permainan.

Baca Juga: Ini Strategi BI untuk Mendukung UMKM dan PEN di Masa Pandemi

Alur cerita Squid Game yang terdiri sembilan episode tentang permainan bertahan hidup dan mati ini juga menyindir kondisi masyarakat yang sangat kompetitif.

Squid Game telah menyelesaikan penayangan dan menghasilkan respons besar dari pengamat Korea maupun mancanegara.

Perusahaan analitik streaming FlixPatrol memeroleh data bahwa Squid Game menjadi serial televisi Korea pertama yang menduduki puncak tertinggi untuk serial Netflix, yang paling banyak ditonton di Amerika Serikat.

Baca Juga: Sambut World Superbike, Mataram Siapkan Konser Musik

 “Saya pikir Squid Game berbagi kerangka ide dan beberapa stereotip dramatis dengan karya bergenre survival yang pernah ada sebelumnya. Tapi konten dan narasinya berbeda dari mereka,” katanya.

Hwang menyebut telah menikmati beberapa karya film, novel, dan kartun genre survival seperti The Hunger Games dan Battle Royale.

Ia ingin menulis sebuah alegori atau fabel tentang masyarakat kapitalis modern yang memojokkan semakin banyak orang ke dalam kompetisi ekstrem yang dirancang oleh sekelompok pelindung kaya yang tidak manusiawi.

Baca Juga: Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia: Eropa Mulai Jadikan Indonesia Tujuan Investasi Alternatif

Hwang mengatakan belum ada rencana tentang tingginya permintaan untuk musim kedua, tapi tetap membuka kemungkinan untuk itu.

"Ada banyak cerita yang tidak bisa diceritakan, seperti sejarah masa lalu tuan rumah dan penjaga pertandingan. Itu dapat disajikan di musim depan. Belum ada yang ditentukan. Tapi ada kemungkinan,” katanya.***

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Antaranews

Tags

Terkini

Terpopuler