Baca Juga: Lama Pisah Ranjang, Isteri Temukan Suami Tewas di Atas Kasur dengan Kondisi Mencurigakan
Sementara untuk umat Hindu, sarana upakara sebetulnya tidak ada batasan yang pasti. Namun umat bisa datang dengan membawa daksina pejati setiap kali datang.
“Silakan sesuai kemampuan dan keyakinan. Setiap kajeng kliwon kami rencanakan jam 8, tapi pemedek jam 7 sudah datang bahkan sampai malam. Kalau situasi covid begini kami batasi sampai jam 9 malam. Termasuk persembahyangan kami atur maksimal 20 orang per sesi, karena masih situasi covid,” paparnya.
Sembari dirinya menambahkan,pelinggih tersebut sekarang bernama pelinggih Ida Bhatra Sang Hyang Iswara yang diempon oleh Banjar Adat Gegadon, Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung.***