Kisah Pelinggih Yang Ramai Jadi Tempat Memohon Kesembuhan Anak Telat Bicara

- 10 April 2021, 10:18 WIB
Pelinggih Sang Hyang Iswara atau Temuku Telu di Desa Adat Kapal,Mengwi Badung.
Pelinggih Sang Hyang Iswara atau Temuku Telu di Desa Adat Kapal,Mengwi Badung. /Dok Gung De

Baca Juga: Terjerat Pinjaman Online Mahasiswi Tewas Gantung Diri di Jendela Kamar Kos

“Saya ingat waktu itu saya umur 8 tahun. Ada orang dari dari Negara, Kabupaten Jembrana yang datang ingin melukat ke sini. Sampai dia mesesangi (kaul), kalau anaknya bisa bicara akan mempersembahkan sesuatu sebagai wujud terima kasih,” ujarnya.

Sebelumnya, belum ada palinggih berdiri dimana pelinggih tersebut berdiri saat ini, belum ada jalan raya seperti sekarang hanya jalan setapak saja.Setelah ceritra keberadaan pelinggih tersebut diketahui dari mulut ke mulut, saat itu ada salah seorang dokter spesialis kandungan datang ke tempat tersebut.

Baca Juga: Fakta Pembunuh Berantai di Bogor : Positif Narkoba Hingga Cari Mangsa Dari Facebook

Dokter tersebut mengajak anaknya untuk dilukat di sana, sambil berjanji jika anaknya dapat berbicara akan membayar kaul membuatkan pelinggih di sana.

"Saya kurang tau asal Dokter tersebut yang jelas prakteknya di Kediri (Tabanan). Dia berdoa jika anaknya bisa bicara, dia sanggup akan menghaturkan pelinggih dan kelengkapannya pelinggih ini ada sekitar tahun 2002 atau 2003,” ucapnya.

Untuk pelaksanaan melukat bagi anak kecil yang terlambat bicara dilakukan setiap kajeng kliwon atau 15 hari sekali. Sedangkan piodalan di pelinggih tersebut dirayakan setiap Hari Raya Kuningan.

Baca Juga: Kisah Viral Pasangan Dokter Sultan, Punya 25 ART Salah Satunya Khusus Beli Galon

“Untuk pemangku khusus belum ada. Sehingga, kami sepakat melalui paruman banjar, semua pemangku di Banjar Gegadon yang melayani umat yang datang. Ada 6 pemangku dan diatur ngayahnya di pelinggih ini oleh paiketan pemangku. Kadang-kadang kami libatkan semua jika umat banyak yang datang,” katanya.

Jika umat yang datang hampir dari seluruh Bali.  Bahkan banyak dari luar daerah yang juga datang, baik semeton Hindu di rantauan hingga umat non Hindu. “Saya bilang apa adanya saja. Tuhan hanya satu, jadi mohonnya sesuai dengan keyakinan masing-masing. Yakini tempat ini bisa memberikan anugerah,” terangnya.

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah