Network
INDOBALINEWS - Isue berbahayanya sampah platik bagi bumi telah lama disuarakan dimana-mana. Pemahaman akan betapa plastik baru bisa melebur dengan tanah membutuhkan waktu sekian puluh tahun, ratusan tahun bahkan ada yang sampai ribuan tahun memang sudah lama kita dengar.
Tetapi solusi agar warga bumi tak bergantung kepada pemakaian plastik terlihat tak secepat pertumbuhan beragam produk plastik yang kerap 'dianggap' memang kebutuhan kita.
Tapi benarkah kita sangat bergantung dengan 'racun-racun' bumi ini? Bisakah kita melewati hidup keseharian kita tanpanya? Atau adakah kita punya kemauan untuk setidaknya sedikit sedikit mengurangi rasa tergantung kita dengan plastik? Juga, bisakah kita mengikis keegoan kita yang merasa bumi ini milik manusia saat ini saja, persetan dengan penduduk bumi masa depan?
Nah pertanyaan-pertanyaan ini bisa jadi akan mendapat pencerahan saat Anda menonton film dokumenter "Pulau Plastik".
Film ini menggaungkan bahwa "bumi masa sekarang" juga butuh dirawat agar bisa menjadi "bumi masa depan" untuk para penghuninya setelah kita mati. Butuh banyak pencerahan memang untuk memupus sikap egois kita yang kadang seenaknya memakai kenikmatan bumi tanpa memikirkan apa jadinya nanti pada bumi masa depan.
Baca Juga: Kasus Desak Made, Arya Wedakarna : Tokoh Agama Harus Ikut Meredam dan Menenangkan
Baca Juga: Seorang Pemuda Tewas Tertimpa Mobil Saat Menolong Anjing yang Terjepit Terot
Momen mengajak ikut bergerak mencari solusi ini coba diambil oleh Visinema Picture berkolaborasi dengan Kopernik, Akarumput, dan WatchdoC lewat tayangan film dokumenter berjudul "Pulau Plastik" yang akan tayang di Bali 22 - 25 April 2021.
Film dokumenter ini hadir dengan mengangkat isu tentang sampah plastik. Film Pulau Plastik mengajak seluruh masyarakat termasuk stakeholder bergerak bersama-sama menyelamatkan bumi, menyelamatkan kehidupan masa depan bumi ini.
