Bali Kandarupa: Pameran Seni Rupa Tradisi, Tampilkan Karya 113 Seniman di Ajang PKB 2021

- 8 Juni 2021, 21:24 WIB
Pameran Bali Kandarupa di Museum Puri Lukisan Ubud menampilkan lukisan klasik dan tradisi Bali.
Pameran Bali Kandarupa di Museum Puri Lukisan Ubud menampilkan lukisan klasik dan tradisi Bali. /Tim Kreatif Bali Kandarupa

INDOBALINEWS - Sebanyak 113 seniman menampilkan karya seni rupa berupa lukisan, patung, dan topeng dalam perhelatan Bali Kandarupa (Imaji, Memori, dan Tradisi) yang merupakan bagian dari Pesta Kesenian Bali XLIII Tahun 2021.

Pameran ini melibatkan seniman lintas generasi, mulai dari yang termuda I Gede Feby Widi Cahyadi (23) hingga I Wayan Pendet (81) dan I Wayan Pasti (81).

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha mengatakan mulai tahun ini Pesta Kesenian Bali menghadirkan Bali Kandarupa yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi apresiasi karya seniman yang menekuni seni rupa klasik dan tradisi.

Baca Juga: Busana Adat Bali Bisa Digunakan Semua Masyarakat Lintas Agama

“Bali Kandarupa 2021 merupakan pameran kolosal pertama dalam sejarah Pesta Kesenian Bali yang menghadirkan karya terbaik seni rupa klasik-tradisi berikut capaian turunannya,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa 8 Juni 2021.

Menurut Arya pameran Bali Kandarupa akan dibuka oleh Gubernur Bali Wayan Koster di Museum Puri Lukisan, Kamis 10 Juni 2021 secara daring melalui kanal youtube Disbud Prov Bali Pameran bakal berlangsung hingga 10 Juli 2021.

Pameran dihadirkan di tiga lokasi yakni Museum Puri Lukisan Ubud yang menggelar karya lukisan, kemudian di Museum Arma Ubud menampilkan lukisan dan patung, sedangkan di Gedung Kriya Taman Budaya Bali (Art Center) khusus menyajikan seni topeng.

Selaras dengan tema besar Pesta Kesenian bali XLIII Tahun 2021: Purna Jiwa: Prananing Wana Kerthi (Jiwa Paripurna Nafas Pohon Kehidupan)”, pameran Bali Kandarupa mengusung tajuk Wana Jnana dengan sub bahasan Wanda, Rimba, dan Spiritualitas. Wana Jnana merujuk pengertian ‘hutan ciptaan’ kreasi kebijaksanaan luhur insani, sekaligus cerminan pendakian spiritualitas (lascarya).

Baca Juga: Tradisi Mekotek di Bali, Penolak Bala yang Sempat Dilarang Belanda

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x