Masyarakat Bali Berharap Trans Metro Dewata tak Bernasib Seperti Sarbagita

- 10 September 2020, 08:02 WIB
Trans Metro Dewata saat berada di area GOR Ngurah Rai Denpasar/ Frans Gandhi
Trans Metro Dewata saat berada di area GOR Ngurah Rai Denpasar/ Frans Gandhi /

INDOBALINEWS – Masyarakat Bali mulai memanfaatkan mode transportasi terbaru yang ada di Denpasar.

Trans Metro Dewata, ya! Mode transportasi yang baru sja di resmikan pada Selasa, 8 September 2020 iini mulai ramai digunakan oleh masyarakat.

Baca Juga: Trans Metro Dewata, Mode Transportasi Baru di Denpasar

Mulai sekedar mencoba dan merasakan fasilitas Trans Metro Dewata, membandingkan dengan Sarbagita hingga memang benar-benar memakainya untuk beraktifitas.

Angkutan darat ini hingga Desember 2020 mendatang masih digratiskan dengan harapan masyarakat bisa menikmati dan merasakan manfaatnya.

Saat dilakukan pemantauan di salah satu koridor di Denpasar yaitu Gor Ngurah Rai, nampak 1-2 orang penumpang terburu-buru masuk ke dalam bus untuk pergi ke tempat tujuan.

Baca Juga: Update Penanggulangan Covid-19 di Bali, 9 September 2020

Salah seorang sopir Trans Metro Dewata, Darwin, mengatakan, pagi itu sudah 3 kali melakukan perjalan dari Gor Ngurah Rai menuju Bandara. “Sudah tiga kali, sekarang akan mulai berangkat lagi,” ungkapnya.

Ia mengatakan, Trans Metro Dewata tetap melakukan perjalanan sesuai rute meski ada atau tidaknya penumpang.

Baca Juga: Pohon Tumbang Nyawa Melayang di Buleleng Bali

Jarak waktu keberangkatan antara satu bus dengan bus lainnya sekitar 6 menit. “Jadi kalau penumpang mau menunggu di halte, kurang lebih setiap 6 menit itu, bus akan lewat,” ujarnya.

Dalam perjalanan dari Gor Ngurah Rai menuju Bandara Ngura Rai, Darwin mengatakan ada beberapa halte yang dilewati.

Selain koridor Gor Ngurah Rai- Bandara Ngurah Rai, Trans Metro Bali juga berada di 3 koridor lainnya, yaitu, Terminal Pesiapan (Tabanan) – Central Parkir (Kuta, Badung) dengan 40 halte, Pantai Matahari terbit (Denpasar) – Dalung Permai (Badung) dengan 24 halte, serta Terminal Ubung (Denpasar) – Sentral Parkir Monkey Forest (Gianyar) dengan 32 halte.

Baca Juga: Peradah Ngejot Sasar Warga Kurang Mampu di Subaya

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gede Wayan Samsi Gunarta saat dikonfirmasi mengatakan, dengan keberadaan Trasn Metro Dewata ini Pemerintah Provinsi Bali bersama Pemerintah Kabupaten/Kota bergotong-royong dalam memastikan kesiapan halte serta mengajak masyarakat untuk beralih ke angkutan umum.

Untuk biaya operasional sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Pusat serta operasional kendaraan dilakukan oleh PT Satria Trans Jaya selaku pemenang lelang.

Baca Juga: KAGAMA Bali : Upaya Pencegahan Covid-19 Masih Harus Diprioritaskan

Disinggung terkait penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah pandemi covid-19, pihaknya mengaku akan melakukan audit secara bertahap. “Saat ini perusahaan yang bersangkutan tentunya telah memberikan arahan terkait prokes terhadap operasional bus. Namun juga akan lakukan audit terkait hal itu,” terangnya.

Disisi lain, Made Wijaya, salah seorang penumpang yang sempat diwawancarai mengatakan jika mode transportasi ini cukup membantu namun ia juga berharap nasib dari Trans Metro Dewata tidak seperti Sarbagita.

Baca Juga: Bali Siap Diperiksa BPK Terkait Anggaran Belanja Pandemi Covid-19

Ia juga mengharapkan pemerintah memberikan akses yang sama pada jalan kecil sehingga dirinya tidak lagi perlu susah mencari ojek menuju halte. “Trans Metro Dewata ini sangat membantu saya tapi ini kan masih beroperasi di jalan besar saja sedangkan saya tinggal di jalan kecil yang tak bisa dilalui bus,” harapnya. (***)

 

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah