Penting Ruang Dialog Selebar Lebarnya untuk Wujudkan Dakwah yang Menggembirakan

12 Desember 2022, 07:11 WIB
Acara diskusi yang bertajuk 'Menggembirakan Dakwah, Merekatkan Budaya' Minggu 11 Desember 2022 di Aula SMP Muhammadiyah 2 Denpasar. /Dok Irfan

 

INDOBALINEWS - Berdakwah esensinya adalah mengajak untuk kebaikan atau lebih baik lagi guna memberikan motivasi dan kesadaran berlomba lomba dalam kebaikan.

Dalam melakukan dakwah islam, corak budaya yang dimiliki komunitas tertentu dapat dijadikan sebagai media dakwah.

Dan dakwah senantiasa berkembang sesuai dengan ritme perkembangan zaman dan kebudayaan yang menyertainya atau yang kerap disebut dakwah kultural.

Baca Juga: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Hadiri Serangkaian Pernikahan Kaesang dan Erina

Menurut Ketua Pemuda Muhammadiyah Bali, M.Syobri, implementasi dakwah kultural terkadang masih banyak mengundang pertentangan.

Untuk itu kata Syobri lagi, butuh ruang dialog selebar lebarnya agar dakwah kultural menjadi dakwah yang menggembirakan.

Hal itu dikatakannya dalam acara diskusi yang bertajuk "Menggembirakan Dakwah, Merekatkan Budaya” pada Minggu 11 Desember 2022 di Aula SMP Muhammadiyah 2 Denpasar.

Baca Juga: Perlu Kolaborasi Kelola Sampah Laut Dalam Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan

Panitia diskusi bertajuk 'Menggembirakan Dakwah, Merekatkan Budaya' Minggu 11 Desember 2022 di Aula SMP Muhammadiyah 2 Denpasar. Dok Irfan

“Seminar ini menjadi salah satu ruang untuk berdiskusi seputar budaya yang berkaitan juga dengan dakwah. Sebagaimana semangat kita bersama untuk menggembirakan syiar dakwah Islam Berkemajuan,” ungkap Syobri.

Lebih lanjut dikatakannya diskusi yang dikemas dalam acara seminar tentang dakwah dan budaya ini sangat penting.

Senada dengannya,  Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bali, H. Aminullah yang amat mengapresiasi acara diskusi ini mengatakan frum dialog sangat penting untuk mencari titik temu dalam rangka menggembirakan dakwah.

Baca Juga: UI, UGM dan ITB Sisihkan 2.445 Peserta dari 386 PT di Indonesia dalam Pertamuda Seed and Scale 2022

 “Hadirnya budaya itu bagaimana kita bisa mengembangkan potensi dakwah kita ini. Jangan merasa kita yang paling benar," tutu H. Aminullah.

Ia juga mengamini bahwa dakwah sangat bisa dikembangkan melalui budaya.

“Saya melihat, adanya budaya ini memang bagian dari strategi dakwah,” pungkasnya.

Baca Juga: Anis Baswedan Bakar Semangat Relawan di Sulawesi Selatan

Dalam seminar kali ini hadir Machendra Setyo Atmaja sebagai pembicara utama dan Tatang Wisnu Wardhana tokoh muda dari Bali.

Turut hadir dan meramaikan seluruh anggota Pemuda Muhammadiyah yang ada di Bali.

Selain itu juga mengundang Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) seperti NA, IMM, dan IPM. Termasuk perwakilan dari Amal Usaha Muhammadiyah se-Kota Denpasar.

Baca Juga: Penyaluran Solar di Bali Lancar, Pertamina Lakukan Inisiatif Normalisasi

“Alhamdulillah, banyak peserta seminar yang antusias untuk mengikuti acara dari awal sampai selesai,” ujar Syobri di hadapan seratusan kader Pemuda Muhammadyah yang berkomitmen akan melanjutkan agenda serupa.

Hal tersebut seperti disampaikan oleh Yon Eko Saputro selaku Bendahara Pemuda Muhammadiyah Bali.

Baca Juga: PRS BRI Denpasar: Ada Esport, Cosplay Competition Hingga Potong Rambut dan Pelayanan Kesehatan Gratis

“Kami sangat bersyukur, dengan terselenggaranya seminar ini banyak insight baru terkait dakwah dan budaya. Tentunya ini sangat positif sekali untuk mewujudkan dakwah yang menggembirakan di Bali pada khususnya,” kata Yon, panggilan akrabnya.

Ia berharap bukan hanya Pemuda Muhammadiyah yang menyadari pentingnya membuka ruang dialog. Terutama yang berkaitan dengan budaya.

Baca Juga: Imbas KUHP Larangan Kumpul Kebo: 'Tak Ada Pembatalan Kunjungan Wisatawan yang Siginifikan'

“Sebagai bagian dari Muhammadiyah, maka kita harus inklusif dan bersama-sama mengimplementasikan dakwah yang menggembirakan,” imbuhnya.***

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler