INDOBALINEWS - Kebijakan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI yang mengarahkan penonton MotoGP ke Bali dianggap tak populis.
Hanya dengan alasan hotel di kawasan Sirkuit Mandalika dan sekitarnya sudah full boking, kata Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) NTB, Dewantoro Umbu Joka, tak perlu membuat statemen dan kebijakan yang mengecewakan.
"Kita kecewa, mestinya Kemenparekraf melihat kondisi sebenarnya di lapangan," katanya, Minggu, 9 Januari 2022.
Baca Juga: Kendaraan Listrik, Menuju Bali yang Ramah Lingkungan
Menurutnya, pihak Kemenparekraf seharusnya melihat fakta sebenarnya, jangan hanya karena sebuah informasi, lalu membuat kebijakan sepihak.
Tetapi kalau informasinya valid, kata Umbu Joka, tentu kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Baca Juga: Mau Membuat Fim Indie? Mulai Dengan 2 Langkah Ini
Pada bulan Maret nanti, terang Umbu Joka, hotel dan transportasi ke Lombok mahal, sehingga orang memilih menginap di luar daerah dibandingkan di Lombok.
Dia mengasumsikan, jika menonton MotoGP menginap di hotel berbintang empat, dengan biaya antara Rp8 juta sampai Rp10 juta, tetapi kalau di Bali, cukup dengan dana Rp5 juta.