Mantra Ardhana Pamerkan 27 Karya di Santrian Gallery lewat 'Kissing the Poetry', Begini Maknanya

9 Juni 2023, 14:42 WIB
Seniman visual Mantra Ardhana di tengah 2 karya lukisnya yang merefleksikan kehidupan usai jumpa pers pamerannya yang digelar di Santrian Gallery 9 Juni hingga 31 Juli 2023. /Shira Indobalinews

 

INDOBALINEWS - Seniman visual Mantra Ardhana menggelar pameran 27 hasil karyanya di Santrian Gallery Hotel Griya Santrian Sanur dari 9 Juni hingga 31 Juli 2023.

Dalam pameran tunggalnya bertajuk “KISSING THE POETRY”, Mantra menyajikan 27 karya yang terdiri dari: oil color on canvas, watercolor on paper, dan new media.

Semua karya tersebut merupakan karya terbaru, yang diproduksi oleh Mantra Ardhana di tahun 2023.

Baca Juga: Imigrasi Ngurah Rai Sebarkan Flyer 'Do and Don't untuk Wisman yang Masuk Bali

Mantra Ardhana mengatakan pamerannya kali ini menjadi bentuk kerinduannya setelah 4 tahun tak menggelar pameran.

"Selama 4 tahun belakangan dimana saya sebagai seniman berproses intim dengan masyarakat secara fisik. Karena selama ini proses budaya sudah terlalu visual sehingga pameran ini sengaja mengangkat tema yang dekat dengan fisik dan dalam konteks realitas," ujar Mantra saat jumpa pers di Santrian Gallery Sanur Kamis 8 Juni 2023.

Lebih lanjut ia mengatakan, pameran ini juga sebagai pengingat bahwa kesadaran akan pentingnya dialog secara realitas fisik harus terus dilakukan di tengah gencarnya teknologi non fisik yang merambah ke semua bidang.

Baca Juga: Gubernur BI: Bali Bisa Jadi Pusat Industri Digital di Indonesia hingga Dunia

Dalam penciptaan karya, Mantra tak terbatas pada medium konvensional(seni lukis), namun riset dan eksperimentasinya menyasar ke ranah musik, elektronika, teknologi digital(audio, visual, video) beserta internet hingga yang termutakhir, yaitu Artificial Intelligence(AI). 

Mantra memperlakukan aneka ragam medium tersebut sebagai perangkat(tools) sekaligus bahan material guna perluasan ekspresi dari gagasan.

Baca Juga: Detik Detik Momen Bersejarah Pesawat Terbesar di Dunia Airbus A380 Emirates Mendarat Perdana

Oleh karena itu, selain lukisan, praktik seni lintas mediumnya juga mewujud pada karya digital art, sound art, song album, music scoreffilm, tari, teater), media art performance dan new media art. 

Dalam pameran tunggalnya bertajuk “KISSING THE POETRY”, Mantra menyajikan 27 karya yang terdiri dari: oil color on canvas, watercolor on paper, dan new media.

Semua karya tersebut merupakan karya terbaru, yang diproduksi oleh Mantra Ardhana di tahun 2023, ini. 

 Baca Juga: Viral Ganjar Tak Lolos Daftar Capres di KPU Gara Gara Anies Dijegal? Cek Faktanya

Salah seorang penulis, Miekke Susanto, mengulas “KISSING THE POETRY” sebagai pengenalan, pemahaman, dan penanda terhadap “ketidaktahuan” manusia tentang banyak hal yang kerap beroposisi.

Adalah sains-mitologi, spiritualitas-profanitas, seen-unseen, fisikal-virtual, nyatamaya, hitam-putih dan berbagai kenyataan yang saling bertentangan lainnya itu ibarat teks yang berkelindan di setiap individu.

Tak bisa dihindari, tak mudah untuk memutuskan dan memilihnya. Uniknya, oposisi tersebut saling dan selalu dibutuhkan oleh manusia. 

 Baca Juga: Bule Telanjang saat Pertunjukan Tari di Ubud yang Viral di Medsos Pulang ke Jerman Pakai Emirates Airlines

“Pesan-pesan Mantra pada setiap karya padat akan probiematika keseimbangan hidup manusia. Lukisan, instalasi, maupun karya-karya digitalnya menyimpan rasa penasaran yang berbasis pada konsep sekala-niskala", ujar Miekke. 

Bagi seniman seperti Mantra Ardhana, teknologi digital dan internet sebagai perangkat(tools) guna memproduksi karya seni visual bukanlah hal baru.

Di sela-sela praktik analognya, di tahun 2000 ia membeli komputer dan digunakannya untuk eksperimen serta eksplorasi, yang hasilnya berupa imajilgambar) digital, cetak di atas kanvas( print on canvas) dengan sentuhan analog(retouch), maupun video art yang terpadu dengan elektronic music. 

 Baca Juga: Jumlah Perokok Anak dan Remaja Meningkat dalam 5 Tahun Terakhir

Selanjutnya, internet bukan hanya berfungsi sebagai media distribusi karya-karya digital tersebut, namun capaian termutakhir dari teknologi informasi yaitu: Artificial Intelligence(Al), juga dimanfaatkan oleh Mantra. Ini terwujud pada satu karya new media yang disajikan dalam pameran dengan judul “THE BRAYUT".

Karya ini terinspirasi oleh cerita klasik masyarakat Bali tentang kegigihan seorang ibu bernama Men Brayut, yang melahirkan 18 anak hingga membesarkannya.

Atas keteguhan, ketabahan dan kesucian hatinya, masyarakat Bali menjadikan Men Brayut sebagai ikon kebajikan dan kebijaksanaan. 

 Baca Juga: Anggota Dewan Nyentrik Kari Subali Kembali Datangi RSUP Prof Ngoerah, Ada Apa Lagi

Mantra mempresentasikan THE BRAYUT dalam bentuk trilogi, yang materinya dibangun dari olahan digital serta AI kemudian dipersinggungkan dengan prinsip grafika dan rangkaian elektronik.

Karya ini pada dasarnya berupa gambar diam( Sti// image), namun atas saling silang medium dan disiplin ilmu tersebut terciptalah ilusi yang menggerakkan( Kinetic), serta memperdalam dimensi hingga nampak bervolume(3D). 

 Baca Juga: Siap -Siap Bali Banjir Turis, Pesawat Terbesar di Dunia Tiap Hari Terbang ke Bali

“Aku berharap karya ini bisa menjadi media dialog tentang warisan masa lampau, yaitu nilai serta filosofi dari sosok Men Brayut, khususnya untuk generasi muda masa kini yang hidup dalam peradaban dengan percepatan dan kecanggihan teknologi informasi”, tutur Mantra.

 “KISSING THE POETRY” digelar di Santrian Gallery, Sanur — Bali, selama satu bulan lebih atau dari tanggal 9 Juni hingga ditutup pada 31 Juli 2023.

Baca Juga: Menikmati Keindahan Sunset di Bali dari Atas Kapal Pesiar Shivanna

Pameran ini merupakan gelaran karya Mantra Ardhana baik pameran tunggal, bersama, maupun art performance yang ke50.

Mantra Ardhana berharap dengan pameran ini masyarakat atau publik bisa melihat karya-karyanya serta mengalaminya secara fisik, setelah dirinya vakum selama 4 tahun dengan presentasi karya secara virtual.

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler