Untuk itu, lanjutnya perlu juga upaya lain, semisal subsidi para pedagang canang misalnya. Sehinga harus dipayungi juga oleh provinsi yang bisa mengatasi ini.
Sementara itu untuk pengendalian inflasi ke depan, Bank Indonesia memberikan rekomendasi jangka pendek, diantaranya memperkuat fungsi Perumda Pangan sebagai offtaker di antaranya dengan mendorong pembiayaan dengan BPD, mengoptimalkan SiGapura sebagai pusat informasi pergerakan harga dan memperkuat akurasi data neraca pangan, diantaranya dengan menambahkan data arus keluar masuk komoditas.
Baca Juga: Antisipasi Peredaran Uang Palsu, Toko Perhiasan Emas Diawasi Polisi
Trisno juga menyampaikan rekomendasi jangka menengah/panjang, yaitu memperkuat branding dan meningkatkan penggunaan produk pangan lokal Bali; pembentukan BUMD Pangan bagi kabupaten yang belum memiliki sebagai operator pelaksana KAD secara profesional; pembagian (spesialisasi) fungsi offtaker BUMD berdasarkan komoditas unggulan di Bali; pembentukan Pasar Induk di Bali; peningkatan suplai dan produktivitas lahan melalui digital farming di sisi hulu untuk bahan pangan; hilirisasi komoditas hortikultura daam rangka menjaga stabilitas harga dan menjaga nilai tukar petani; serta pengadaan dan optimalisasi CAS.
HLM TPID ini digelar guna mengkoordinasikan langkah-langkah pengendalian inflasi di tingkat Provinsi Bali. HLM TPID dipimpin langsung oleh Gubernur Bali, serta dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Bupati/Wali Kota se-Provinsi Bali, BPS, Bulog serta OPD terkait.
Baca Juga: Liga 1: Cerita Lerby Eliandry, Gagal Beri Kado Spesial untuk Anak saat Bali United Ditekuk Borneo FC
Dalam kesempatan itu Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan apresiasi kepada TPID se-Provinsi Bali yang telah bekerja keras menjaga stabilitas harga di wilayah masing-masing.
Dikatakannya Pemerintah daerah di Bali perlu melaksanakan 6 upaya pengendalian inflasi, yaitu operasi pasar, sidak ke pasar dan distributor, kerja sama dengan daerah penghasil, gerakan menanam, menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT), dan subsidi transportasi dari APBD.
Menurut Koster, isu strategis yang perlu diwaspadai, yakni penurunan pasokan beras dan produksi hortikultura (bawang merah, cabai, tomat), peningkatan wisatawan menjelang libur akhir tahun, kenaikan harga BBM non subsidi, serta tingginya permintaan canang sari pada Desember 2022 menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Baca Juga: Pickup Terperosok di Sawah, 10 Penumpang Dilarikan ke RS, 4 Luka Berat