Produk Ecoprint Makin Diminati, UMKM Griya Anyar Dewata Bisa Naik Kelas

- 25 September 2023, 09:40 WIB
 Owner Griya Anyar Dewata I Nyoman Yenni Susanti.
Owner Griya Anyar Dewata I Nyoman Yenni Susanti. /Dok Maya

INDOBALINEWS - Produk ramah lingkungan terutama jenis ecoprint semakin diminati masyarakat. Tidak hanya masyarakat lokal dan domestik tapi juga masyarakat global.

Hal itu dirasakan Owner Griya Anyar Dewata I Nyoman Yenni Susanti. Saat ditemui pada Pesta Rakyat Simpedes, Sabtu 23 September 2023 di Renon, Yenni menuturkan, produk ecoprint itulah yang membuatnya mampu meningkatkan penjualan dan naik kelas dari usaha mikro menjadi usaha menengah.

Usaha kriya yang mulai 2019 dimulai setelah ia mencoba membuat pangan olahan dari dari bahan – bahan yang ada di mangrove. Sejak 2016, ia melihat tayangan youtube dan memperhatikan tren yang berkembang di masyarakat, banyak yang menggunakan produk – produk ecoprint. Menurutnya hal itu terjadi karena masyarakat mulai sadar dan aware terhadap kelestarian lingkungan sehingga memilih produk ramah lingkungan.

Baca Juga: Shopee Jadi E-commerce Paling Banyak Digunakan Pelaku Usaha Lokal, Fitur Live Streaming Jadi Andalan Berjualan

“Dulu sebenarnya hobi mengolah bahan – bahan yang ada di mangrove, membuat olahan pangan dari bahan – bahan di mangrove menjadi kripik dan camilan. Sementara kita melihat dan tahu akhirnya bahwa limbahnya dapat dijadikan pewarna. Kemudian kita bikin kain yang kita buat dalam bentuk gift lalu diberikan ke teman – teman. Ternyata banyak yang suka dan pesan, akhirnya 2019 kita mulai niatkan untuk bisnis,” tuturnya.

Pengalamannya menjadi penyuluh lingkungan juga memantapkan kecintaannya untuk menjaga alam. Kolaborasi itulah yang memantik ide untuk membuat produk kerajinan dengan teknik ecoprint. Tinggal di dekat mangrove tepatnya di Taman Griya, Jimbaran menjadi motivasinya untuk tetap menjaga alam.

Baca Juga: Liga 1: Persija Jakarta Ditahan Imbang Bali United, Thomas Doll Sorot Kepemimpinan Wasit

Akhirnya, Yenni mulai menjalankan usaha kriyanya yaitu ecoprint dengan bahan dasar kulit dan kain. Teknik diaplikasikan menjadi bentuk sandal, tas, topi dompet, sepatu, kipas. Pewarnaan dari alam yang digunakan diambil dari kulit kayu pohon mangrove yang tidak terpakai dan buah mangrove (lindur) yang jatuh digunakan untuk pewarna, serta daun – daunnya juga digunakan untuk motif.

Dengan perkembangan tren saat ini dikatakan ecoprint sedang booming. Masyarakat mulai paham bahwa ecoprint menggunakan pewarna alam. “Jadi mereka untuk menghindari polutan yang sintetik, mereka sudah beralih ke alami. Jadi lumayan juga penggemar ecoprint sekarang,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x