INDOBALINEWS - Perdana Menteri Scott Morrison pada hari Jumat mengatakan membatalkan pembahasan mengenai pengembangan vaksin corona dari Universitas Queensland dan CSL, untuk menunjukkan kepada warga Australia bahwa Pemerintah dan peneliti sedang berjalan dengan hati-hati.
Keputusan tersebut diambil setelah peneliti menemukan sesuatu yang ‘tidak terduga’ yang menyebabkan tidak dilanjutkannya sementara penelitian dan uji klinis dari vaksin yang sedang dikembangkan tersebut.
Para ilmuwan di balik vaksin virus korona UQ "sangat terpukul" atas keputusan untuk membatalkan uji coba, tetapi mengatakan itu adalah "keputusan berbasis risiko" untuk menjaga kepercayaan publik dalam proses vaksin COVID-19.
Baca Juga: Hong Kong Juga Beli Vaksin Sebanyak 15 Juta Dosis dari Pfizer dan Sinovac
Dalam keputusannya pada Jumat pagi, tim ilmuwan menjelaskan upaya vaksin UQ mendapatkan kekebalan HIV dan belum berhasil. Dikatakan bahwa vaksin itu menghasilkan antibodi yang menghasilkan hasil tes HIV "positif palsu".
Kepala Tim UQ-CSL, Profesor Paul Young mengatakan mereka tidak mengantisipasi reaksi "positif palsu" dan memutuskan untuk tidak melanjutkan uji klinis untuk menjaga kepercayaan publik. Setelah sebelumnya dilakukan uji klinis kepada 216 orang dan menghasilkan antibody tambahan positif yang ternyata palsu.
Baca Juga: Facebook Akan Dibubarkan? Kamar Dagang AS Anggap FB Monopoli Menguasai Instagram dan WhatsApp
Atas temuan ‘Tak Terduga’ ini, pihak peneliti dari UQ-CSL menghentikan pengembangan vaksin UQ dalam bentuknya saat ini. Dan lebih memilih menggunakan vaksin lain yang sudah tersedia demi kepercayaan masyarakat.
Kepala tim vaksin UQ-CSL, Profesor Paul Young menyatakan hal yang sulit untuk menghentikan pengembangan vaksin UQ sampai dalam bentuknya saat ini.