Jenderal AS Hentikan Operasi di Pasifik untuk Hindari Anggapan Provokasi oleh China

- 21 September 2021, 21:39 WIB
Jenderal Mark Milley.
Jenderal Mark Milley. /Youtube Pritzker Military Museum & Library

INDOBALINEWS - Jenderal AS Mark Milley memerintahkan Laksamana untuk membatalkan segala tindakan militer di kawasan Pasifik yang memungkinkan dipandang sebagai provokasi oleh Beijing, kata penulis buku 'Peril'.

Dalam wawancara dengan ABC, Bob Woodward dan Robert Costa menyatakan kepala staf pimpinan tidak salah menelepon mitranya di China.

"Dia membaca orang-orang di seluruh komunitas keamanan nasional, dan mencoba mengatasi situasi beserta presiden yang diyakini lagi mengalami penurunan mental yang serius," kata Costa dikutip dari Sputnik pada Selasa, 21 September 2021.

Baca Juga: Jelang World Superbike 2021, NTB Antisipasi Munculnya Klaster Baru Covid-19

Milley dilaporkan menginformasikan kepada empat pihak terkait komunikasinya dengan China pada bulan terakhir pemerintahan Trump tersebut.

Menurut Woodward, Jenderal AS ini menginfo Direktur CIA Gina Haspel, Direktur NSA Paul Nakasone, kepala berbagai cabang militer, dan komandan operasi Pasifik.

"Mengatakan kepada Paul Nakasone, Direktur National Security Agency (NSA) untuk menguping seluruh dunia, dengarkan di mana pun," Woodward menggambarkan pembicaraan tersebut.

"Dia bicara kepada para pimpinan Angkatan Darat, Laut, dan Udara, Korps Marinir dan perintahkan untuk awasi setiap saat. Kemudian dia hubungi Laksamana yang bertugas di kawasan Pasifik dan perintahkan kepadanya untuk batalkan operasi yang mengarah pada China akan anggap provokasi," lanjut Woodward.

Baca Juga: Single 'Bersyukur': Sadari Mukjizat Hidup yang Mewakili Semua Agama

Dalam bukunya, penulis berulangkali menyebutkan bahwa Milley waspada Trump akan luncurkan serangan demi untuk menjaga kekuasaannya, dan katakan kepada China bahwa dia akan menyampaikan peringatan bilamana akan ada serangan.

Menurut buku 'Peril' tersebut Milley menelepon Jenderal Li Zuocheng pada Oktober 2020 dan Januari 2021 untuk menenangkan China yang ketakutan dengan Trump yang dikhawatirkan merencanakan serangan secara rahasia dan juga meyakinkan bahwa AS aman pascakekacauan di Capitol.

Mantan Presiden Donald Trump dan beberapa pejabat pemerintahannya, serta beberapa politisi dari partai Republik menuduh Milley sebagai pengkhianat dan meminta Presiden Joe Biden untuk memecatnya.

Baca Juga: Oknum Bendahara Dikbud Montong Gading, Diduga 'Rampok' Uang Guru

Milley mengatakan pembicaraan telepon itu merupakan tugas rutin dan untuk meyakinkan para sekutu dan musuh terkait stabilitas strategis, katanya kepada AP Minggu lalu.

Mark Milley juga dilaporkan sedang mempersiapkan diri untuk rapat dengar pendapat dengan komite urusan militer Senat minggu depan terkait tindakannya tersebut.***

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Sputnik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x