“Kasus ini adalah tentang sesuatu yang kita semua pelajari sejak lama: menghormati orang lain, tidak mengambil apa yang bukan milik Anda, dan memberikan penghargaan pada saat yang seharusnya,” kata Timbers kepada para juri dalam pernyataan pembukaannya.
Baca Juga: '5 Hal Membahayakan Jika Prabowo Beberkan Data Kemenhan Dalam Debat Capres'
Pengacara Google, Robert Van Nest, membantah bahwa karyawan Google yang merancang chipnya tidak pernah bertemu Bates dan merancangnya secara independen. Dia menyebut Bates sebagai "seorang penemu yang kecewa" yang telah berulang kali gagal meyakinkan banyak perusahaan termasuk Meta Platforms, Microsoft, Amazon.com Inc, dan pembuat ChatGPT OpenAI untuk menggunakan teknologinya.
Van Nest mengatakan teknologi Bates menggunakan perkiraan matematika yang dapat menghasilkan perhitungan yang "salah".
“Chip Google pada dasarnya berbeda, berbeda secara fundamental, dari apa yang dijelaskan dalam paten Singular,” kata Van Nest kepada juri.
Baca Juga: Kabar Duka: Dr Lo, 'Dokter Gratis' asal Solo Wafat, Pesannya: Jika Ingin Kaya Jangan Jadi Dokter
Menjelang persidangan, perusahaan bagian dari grup Alphabet Inc itu mengatakan Singular telah meminta ganti rugi moneter hingga 7 miliar dolar AS (sekitar Rp109 triliun) karena melanggar dua patennya. Dalam persidangan, Timbers mengatakan Google harus membayar 1,67 miliar dolar AS.
Google memperkenalkan unit pemrosesannya pada tahun 2016 untuk mendukung AI yang digunakan dalam pengenalan suara, pembuatan konten, rekomendasi iklan, dan fungsi lainnya. Singular mengatakan unit versi 2 dan 3 yang diperkenalkan pada 2017 dan 2018 melanggar hak patennya.
Baca Juga: 'Lord Andijerni' Karateka dan Caleg Gerindra yang Ngetop di Debat Capres, Simak Pujian Para Netizen
Pengadilan banding AS di Washington juga mendengarkan argumen pada hari Selasa tentang apakah akan membatalkan paten Singular dalam kasus terpisah yang diajukan banding oleh Google dari Kantor Paten dan Merek Dagang AS. ***