Peringatan Hari Puputan Badung ke 116: Maknai Sejarah Sebagai Inspirasi dan Semangat Mengisi Pembangunan

21 September 2022, 19:03 WIB
 Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri peringatan Hari Puputan Badung ke-116 yang digelar di Monumen Ida Cokorda Pemecutan IX, Kawasan Simpang Jalan Thamrin, Selasa 20 September 2022. /Dok Humas Pemkot Denpasar Bali


INDOBALINEWS - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri peringatan Hari Puputan Badung ke-116 yang digelar di Monumen Ida Cokorda Pemecutan IX, Kawasan Simpang Jalan Thamrin, Selasa 20 September 2022.

Peringatan ini merupakan ajang membangkitkan kembali semangat perjuangan para pendahulu pada saat perang Puputan Badung, 20 September 1906 silam.

Tampak hadir Raja Puri Klungkung, Ida Dalem Semaraputra, Panglingsir Puri-Puri di Kota Denpasar, Keluarga Besar dan Moncol Puri Agung Pemecutan, Ketua LVRI Provinsi Bali Gusti Bagus Saputra dan LVRI Kota Denpasar, serta undangan lainya.

Baca Juga: Kisaran Harga Bahan Pokok di Pasar Badung Bali di Bawah Rata Rata Harga di Pulau Jawa

Ketua Panitia Peringatan Puputan Badung ke-116, AA Ngurah Putra Darmanuraga mengatakan, momentum Puputan Badung hendaknya dimaknai seluruh masyarakat untuk merenungkan semangat dan jiwa Puputan Badung agar tetap dikenang dan jadi panutan sepanjang masa.

Hal ini guna menjaga marwah, taksu dan semangat puputan tetap menyala bagi generasi penerus bangsa.

"Walaupun kita laksanakan dengan cukup sederhana, persiapan sangat pendek, namun berkat uluran tangan dan semangat para sameton untuk membangkitkan kembali taksu dan kebesaran Kerajaan Badung, utamanya dari para Pengurus Pemaksan Warga Ageng Puri Agung Pemecutan, maka kegiatan ini dapat berjalan lancar," ujarnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Pemerintah Tak Hapus Pelanggan Listrik 450 VA, Jangan Sampai Masyarakat Resah

AA Ngurah Putra Darmanuraga yang juga Panglingsir Puri Agung Pemecutan pun berharap dengan bangkitnya kembali taksu dan kebesaran Kerajaan Badung, maka titah para pendiri kerajaan untuk menjaga persatuan dan persaudaraan, tidak akan bisa dipecah dengan cara apapun.

"Mari kita tetap bersatu, kuatkan persatuan sesuai dengan tema pelaksanaan hari ini yaitu,'Bersama Kita Kuat, Kita Kuat Bersama'," katanya bersemangat.

Sementara, Walikota Denpasar IGN Jaya Negara mengatakan, Perang Puputan Badung yang kita peringati saat ini didasari oleh peristiwa heroik Rakyat Bali.

Baca Juga: BRI Liga 1: Taisei Marukawa Melempem, Ini Statistiknya Bersama Persebaya Surabaya Musim Lalu

Terutama dari Kerajaan Badung yang bertempur sampai titik darah penghabisan atau puputan melawan penjajah Belanda.

Dimana, tanggal 20 september 1906 merupakan peristiwa yang memperlihatkan kepada dunia bahwa segenap Rakyat Bali yang dipimpin oleh Raja Badung yakni I Gusti Ngurah Made Agung yang memiliki dedikasi dan idealisme tinggi berjuang dengan segenap jiwa raga dalam menjaga setiap jengkal tanah kelahiran.

Pihaknya menekankan, Pemerintah Kota Denpasar siap memfasilitasi kegiatan hari peringatan Puputan Badung di tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Pelaku Keprok Kaca Mobil 15 TKP di Bali Berhasil Diciduk Polsek Sukawati Gianyar

Ia mengatakan ini merupakan semangat sebagai bangsa besar yang tidak pernah melupakan sejarah perjuangan para pendahulunya.

Ke depannya pemerintah akan berkoordinasi dengan Bupati Badung serta para panglingsir dari tiga puri, yakni Puri Satria, Puri Pemecutan dan Puri Kesiman, karena secara de facto Puputan Badung ini berlokasi di Kota Denpasar, dan tahun depan kami siap memfasilitasi dan rayakan kegiatan ini.

“Marilah kita maknai nilai- nilai kepahlawanan para pejuang kita yang patut diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat dijadikan inspirasi oleh generasi muda untuk mengisi pembangunan ini,” imbuhnya.

Baca Juga: Dua WNA Rusia Adu Jotos, Ini Kata Kakanwil Kemenkumham Bali 

Peringatan kali ini diawali pawai seni budaya baleganjur dan Bebarisan Pecut Pusaka Ksatria Mahottama, mendapatkan perhatian dan aplaus dari hadirin serta tamu undangan yang hadir.

Pecut sendiri sangat terkenal di Bali, terutama di daerah Denpasar dan Badung, sebab senjata ini bersama tulup dan keris merupakan pusaka mulia dari Kerajaan Badung.***

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler