Tari Kecak, Sejarah Singkat Hingga Pesan Moralnya

- 12 Maret 2021, 13:24 WIB
Pementasan Tari Kecak.
Pementasan Tari Kecak. /Instagram/@uluwatu_kecakdance

INDOBALINEWS - Selain Tari Pendet, Bali juga memiliki Tari Kecak yang sudah mendunia.

Tarian Kecak diciptakan oleh seniman Bali Wayan Limbak pada tahun 1930-an. Wayan Limbak bahkan memperkenalkan tarian ini hingga luar negeri dengan bantuan seorang pelukis bernama Walter Spies, asal Jerman.

Tarian Kecak memiliki makna dan filosofi yang dalam. Tarian ini dibawakan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan.

Baca Juga: DPP Partai Demokrat Gugat Penggerak KLB ke Pengadilan

Para penari Kecak juga menggunakan kain kotak-kotak seperti motif catur yang melingkar pada pinggang mereka.

Selain penari Kecak, terdapat juga para penari yang memerankan kisah Ramayana seperti Shinta, Hanoman, Rahwana, Rama, dan Sugriwa.

Nama Kecak sendiri dipakai karena saat para penari laki-laki menari mereka meneriakkan kata ‘cak cak cak’. Selain teriakan tersebut, alunan musik Tari Kecak juga berasal dari suara kincringan yang diikatkan pada kaki penari pemeran tokoh-tokoh Ramayana.

Baca Juga: Dua Penyakit Ini Jadi Penyebab Terbanyak Gagal Ginjal

Tari Kecak juga sering disebut Tari Sanghyang, yang dipertunjukkan sewaktu-waktu untuk upacara keagamaan. Penari biasanya kemasukan roh dan bisa berkomunikasi dengan para dewa atau para leluhur yang telah disucikan.

Saat kerasukan, mereka juga akan melakukan tindakan yang di luar dugaan. Seperti melakukan gerakan berbahaya atau mengeluarkan suara yang mereka tidak pernah keluarkan sebelumnya.

Sesungguhnya, tarian ini adalah tarian sakral, karena ketika penari melakukan pentas mereka dalam keadaan tidak sadar.

Baca Juga: Pandemi Tak Patahkan Semangat Pengrajin Gerabah di Bali untuk Berkarya

Mereka melakukan komunikasi dengan Tuhan dan roh dari para leluhur yang menyampaikan harapannya kepada masyarakat.

Selain memiliki filosofi dalam keagamaan, Tari Kecak memiliki pesan moral juga.

Seperti, tokoh Shinta mengajarkan kesetiaan pada suaminya Rama. Juga Burung Garuda yang rela mengorbankan sayapnya demi menyelamatkan Shinta dari cengkeraman Rahwana.

Baca Juga: Ini 6 Skill yang Paling Banyak Dicari Tahun 2021

Tokoh Rama mengajarkan kita untuk selalu mengingat Tuhan dan gemar menolong.

Tokoh Hanuman mengajarkan kita untuk selalu berbaik hati meskipun memiliki perbedaan, seperti Hanuman yang memiliki wajah seekor Kera.

Dari cerita itu, kita juga diajarkan agar tidak memiliki sifat buruk seperti Rahwana yang serakah dan suka mengambil milik orang lain secara paksa.***

Editor: M Susanto Edison


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x