Sambut Galungan, Mengenal Sejarah dan Makna Sugihan

29 Desember 2022, 08:21 WIB
Ilustrasi upacara Sugihan sambut Galungan di Bali. Mengenal Sugihan /Pixabay/ignartonosbg

 

INDOBALINEWS - Masyarakat Bali yang mayoritas menganut Agama Hindu akan menyambut hari suci Galungan dan Kuningan yang jatuh pada hari Rabu 4 Januari 2023,.

Namun enam hari sebelum perayaan tersebut umat Hindu di Bali melakukan upacara Sugihan Jawa dan Sugihan Bali.

Makna Sugihan sendiri dibagi menjadi dua waktu yang berbeda yaitu Sugihan Jawa saat hari Kamis Wage Sungsang, sedangkan Sugihan Bali saat Jumat Kliwon Wuku Sungsang. 

Baca Juga: Transfer Pemain Liga 1: Jadi Juru Kunci, Persik Kediri Rombak Tim, Yousef Ezzejjari Jadi Dipulangkan?

Menurut Ida Bagus Purwa Sidemen, S.Ag., M Si, Dosen Agama Fakultas Pendidikan di Universitas Hindu Indonesia Denpasar sejarah dari Sugihan Jawa dilihat dari 2 kata.

Yaitu “Sugi” yang berarti membersihkan dan “jawa” dalam arti luas yang berarti Bhuana Agung atau alam semesta.

Sehingga kata Sugihan Jawa mengandung arti pembersihan untuk alam semesta atau dikenal dengan istilah Bhuana Agung. 

Baca Juga: Kabar Duka: Abdul Hamid alias Pak Ogah Meninggal Dunia

“Pelaksanaan Sugihan Jawa di Bali sebagai pembersihan alam semesta atau penyucian dari pretime yang ada di pura-pura khayangan tiga dan dalam Sugihana Jawa itu di masyarakat adat di bali disebut dengan parerebon atau pembersihan,” Ungkap Ida Bagus Purwa Sidemen, S.Ag., M Si.

Terdapat cerita mitos yang mengatakan bahwa Sugihan Jawa merupakan sugihan yang dilakukan oleh keturunan Majapahit.

Namun hal ini tidaklah sepenuhnya benar karena dalam Sastra Lontar Sundarigama ada kalimat yang mengatakan “Pesucian Dewa kalinggania premastista betare khabeh “ menjelaskan bahwa Sugihan Jawa dilakukan pada Kamis Wage Sungsang.

Baca Juga: Isi Libur Sekolah dengan Outing Class ke Sejumlah Obyek Wisata di Denpasar Pakai Bus

Dimana hari tersebut merupakan hari suci bagi para Bhatara untuk melakukan rerebu di tempat persembahyangan umat Hindu yang disertai pengraratan dan pembersihan untuk Bhatara dengan kembang wangi. 

Sehari setelah Sugihan Jawa pada hari Jumat Kliwon Wuku Sungsang, Umat Hindu di Bali melakukan upacara Sugihan Bali. “Sugihan”.

Upacara ini berarti membersihkan dan “Bali” berarti kekuatan di dalam diri, yang berarti pada saat hari ini terjadilah penyucian diri atau dikenal dengan Bhuana Alit.

Baca Juga: Tingkatkan IPM, Pemkab Lotim Siapkan Program Penunjang Kehidupan bagi Masyarakat Miskin

“Secara pengertian Sugihan Jawa dan Sugihan Bali merupakan pembersihan untuk alam semesta kita atau Bhuana Agung dan pembersihan untuk diri kita sendiri atau Bhuana Alit," ujarnya.

Dan pada saat pelaksanaan Hari Raya Galungan kita dan alam semesta sudah bersih agar semua berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan kita bersama yaitu menuju kedamaian,” ujar Ida Bagus Purwa Sidemen

Baca Juga: Akibat Ngantuk Juliana Tak Sadar Mobil Oleng Kanan, Hancur Tabrak Truk

Ida Bagus Purwa Sidemen juga mengatakan sebaiknya kedua upacara suci ini dilakukan secara hati yang bersih dan tulus ikhlas.

Karena ini adalah rangkaian acara untuk menyambut hari suci Galungan dan prosesi upacaranya dilakukan sesuai dengan Desa Kala Patra dan keyakinan diri kita sendiri.***

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler