Sedang tiang penyangga pembantu yang juga dari kayu nangka, mengelilingi masjid berjumlah 28 buah.
Mengarahkan pandangan ke atas, tidak ada plafon, hingga udara bebas keluar masuk dari atap yang memang dibuat bertingkat.
Baca Juga: Prediksi Hasil Survei Terbaru, Sandiaga Uno Posisi Teratas Kandidat Cawapres Ganjar
Bagian atap masjid yang berbentuk limasan ini, terbuat dari anyaman bambu dengan material jerami.
Pada bagian puncak masjid sendiri, masih berbentuk satu tiang dan tidak memiliki kubah seperti masjid modern yang ada sekarang ini.
Masjid ini, tidak dibuka setiap saat seperti umumnya masjid-masjid, tetapi harus atas ijin dari para pemuka dan tokoh agama setempat.
Baca Juga: Liga 1 Indonesia: Bali United Main Bagus di Babak Pertama, Namun Takluk Melawan Persis Solo
Alasan yang paling mendasar, di samping menjaga keaslian Masjid Beleq ini dari hal-hal yang tidak diinginkan, juga melestarikan warisan para Mujahiddin yang pertamakali mengislamkan masyarakat pulau Lombok.
Masjid Bleq Bayan ini, dibuka ketika ada perayaan hari-hari besar Agama Islam, mulai dari Idhulfitri, Idhul Adha, Maulid Nabi, Tahun Baru Islam, dan kegiatan besar keagamaan lainnya.
Dari data yang dihimpun, ada beberapa versi terkait silsilah pembangunan Masjid Tertua di Pulau Seribu Masjid ini, masing-masing :