Presiden Jokowi: Kita Harus Berpedoman pada Ajaran Keagamaan yang Sejuk dan Kedepankan Toleransi

7 April 2021, 17:38 WIB
Presiden Joko Widodo saat membuka secara virtual Musyawarah Nasional (Munas) IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dari Istana Negara, Jakarta, Rabu, 7 April 2021. /Dok. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

INDOBALINEWS - Presiden Joko Widodo mengingatkan semua umat agar tetap berpedoman kepada ajaran keagamaan yang sejuk ramah,mengedepankan toleransi serta menjauhi sikap yang tertutup atau yang eksklusif.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka secara virtual Musyawarah Nasional (Munas) IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dari Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 7 April 2021.

Karena itu, pemerintah berkomitmen selalu mendorong dan meneguhkan moderasi beragama dalam kehidupan dan keseharian masyarakat.

Baca Juga: Terjaring Razia Prokes , Enam Warga di Denpasar Dihukum Push Up Karena Pakai Masker Tidak Benar

Baca Juga: Petugas Gabungan Gagalkan Penyelundupan 72.290 Ekor Benih Lobster dari Bandara Soetta ke Singapura

Baca Juga: Pedagang Bakso di Bali Miliki 200 Ribu Pengikut Raup Untung dari Aplikasi Likee

Moderasi beragama merupakan bagian tak terpisahkan dari jati diri bangsa yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia semenjak berdirinya.

"Alhamdulillah, kita sangat bersyukur bahwa kita mewarisi bhinneka tunggal ika dari para pendiri bangsa Indonesia. Walaupun kita berbeda suku, ras, agama, juga pandangan dalam keagamaan, tetapi kita tetap saling menghormati, bersatu, rukun, dan bersama-sama bergotong royong," ujarnya dalam siaran pers diterima INDOBALINEWS.

Dijelaskan Presiden Jokowi, toleransi merupakan bagian penting dari moderasi beragama. Sikap tersebut harus dimiliki untuk dapat memandang perbedaan-perbedaan di tiap anak bangsa dalam kerangka persatuan dan kesatuan.

Baca Juga: Kemenhub dan Tujuh Instansi Pemerintah Lainnya Buka Sekolah Kedinasan 9 April 2021 Mulai Pendaftaran

Baca Juga: Cegah Kebocoran Data, Facebook Minta Pengguna Rutin Lakukan Pengecekan Pengaturan Privasi

Untuk itu, dia meminta sikap tertutup, eksklusif, sebagai kebalikan dari sikap toleransi merupakan hal yang harus dihindari karena selain tidak sesuai dengan bhinneka tunggal ika, juga akan memicu dan meningkatkan intoleransi yang bakal merusak sendi-sendi kebangsaan.

Kata Kepala Negara, pPraktik-praktik keagamaan yang eksklusif, yang tertutup, harus dihindari karena sikap ini pasti akan memicu penolakan-penolakan dan akan menimbulkan pertentangan-pertentangan.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara mengajak seluruh jajaran dan keluarga besar LDII untuk selalu menyuarakan dan meningkatkan toleransi dalam kehidupan sosial dan keagamaan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Soal Telegram Larangan Media Menyiarkan Tindakan Arogansi Aparat Kepolisian, Kapolri Minta Maaf

Baca Juga: KKP Bahas Konservasi Hiu dan Pari Secara Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat Pesisir

Perbedaan-perbedaan yang ada hendaknya tak menjadi penghalang untuk menjaga pergaulan dan gotong royong di antara sesama.

"Kita harus berpedoman pada ajaran keagamaan yang sejuk, ramah, mengedepankan toleransi, serta menjauhi sikap yang tertutup, yang eksklusif," tandasnya.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Sebanyak kurang lebih 3.750 peserta dari LDII mengikuti jalannya acara secara daring maupun luring dari hampir seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. ***

Editor: R. Aulia

Tags

Terkini

Terpopuler