Network
INDOBALINEWS - Para pengguna Facebook diminta secara rutin melakukan pengecekan pengaturan privasi akun mereka mengantipasi kebocoran data sebagaimana pernah terjadi tahun 2019.
Tim Keamanan Facebook, juga meminta pengguna mereka mengecek secara rutin pengaturan privasi, menggunakan fitur keamanan otentikasi dua faktor untuk mencegah kejadian serupa.
Selain itu, tim keamanan situas media sosial terbesar di dunia itu meminta pengguna bijak memilih informasi yang ditampilkan untuk umum.
Baca Juga: Satgas Pamtas Yonif Mekanis 512 Bagun Musala di Perbatasan RI dan Papua Nugini untuk Memupuk Rasa Persatuan
Baca Juga: Soal Telegram Larangan Media Menyiarkan Tindakan Arogansi Aparat Kepolisian, Kapolri Minta Maaf
Baca Juga: KKP Bahas Konservasi Hiu dan Pari Secara Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat Pesisir
Dilansir ANTARA Rabu 7 April 2021, di blog resmi Facebook, disebutkan, setelah melakukan upaya tindakan yang dilakukan diyakini masalah spesifik yang menyebabkan peretas bisa mengambil data tersebut.
"Pada 2019 sudah tidak ada lagi," kata Facebook.
Facebook juga mengungkapkan data yang diambil bukan dengan cara meretas sistem mereka, namun dengan metode "scraping" sebelum September 2019.
Baca Juga: Sambut Delegasi PON XX Kodam Cendrawasih Sulap Rumah dan Barak Militer Setara Hotel Bintang Tiga
Metode Scraping dilakukan dengan memasang perangkat lunak otomatis untuk mengambil informasi publik yang ada di internet.
Peretas menyalahgunakan fitur impor kontak, yang biasanya digunakan untuk menemukan teman yang juga memiliki akun di Facebook.
Saat menyadari aktor jahat menggunakan fitur ini pada 2019, maka Facebook membuat perubahan untuk fitur itu.
Baca Juga: Bulan Ramadan Tiba Saatnya Jaga Kesegaran Makanan Keluarga dalam Kulkas 2 Pintu
"Tidak ada informasi tentang finasial, kesehatan dan kata kunci yang diambil," Facebook menegaskan.***
