Cara Kabupaten Ende Tangkal Intoleransi

- 14 Juni 2021, 21:24 WIB
Ilustrasi Bhineka Tunggal Ika.
Ilustrasi Bhineka Tunggal Ika. /Tangkapan layar Lensa Banyumas/

INDOBALINEWS - Semakin mudahnya mengakses informasi maka terjadi ancaman yang berbahaya seperti paham radikal dan ketersinggungan SARA. Untuk menangkal itu semuanya dengan meningkatkan toleransi masyarakat di dunia digital perlu dilakukan.

Strategi kekuatan untuk menangkal ancaman bahaya kebebasan di dunia digital, Kabupaten Ende memanfaatkan kekuatan tiga batu tungku sebagai salah satu cara menyatukan kekuatan dari tokoh agama, adat dan pemerintah.

Hal itu dikatakan oleh Drs. Djafar H. Achmad, MM, Bupati Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur saat mengisi webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur pada Senin 7 Juni 2021 yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika yang berkerjasama dengan Siberkreasi.

Baca Juga: Poltrada Bali Jalur Mandiri Tawarkan Karir Cemerlang untuk Lulusan SMA

Lebih lanjut dikatakan Bupati, selain itu dalam membangun Kabupaten Ende juga melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, akademisi, anak muda, hingga ibu rumah tangga.

“Semua diberi peran sesuai bidangnya sama-sama merasa memiliki Kabupaten Ende dengan demikian toleransi akan terus terbangun,” ujar Djafar.

Selain itu, Djafar juga mengatakan untuk membangun toleransi yang dibutuhkan di era digital ini, jargon Kabupaten Ende Kota Pancasila terus didengungkan sehingga menggerakkan hati masyarakat Ende untuk tetap berlaku Pancasilais.  

Baca Juga: Tuan Guru Bajang Lantik PW NWDI Bali

“Dengan sikap itu kami bisa meminimalisir intoleransi dan membuat para investor betah dengan keberagaman di Ende. Jadi tidak usah ragu karena Ende adalah Kota Pancasila,” jelasnya.

Untuk memperkuat lagi rasa kebangsaan, Bupati menjelaskan keberadaan Parade Kebangsaan dari ritual-ritual adat yang melibatkan seluruh komponen masyarakat serta langkah lainnya.

Selain, Djafar hadir sebagai pembicara dalam webinar literasi digital kali ini adalah Josephine Brightnesa, Marketing Manager Digital Apps Transportation, yang menjelaskan pentingnya mulai melakukan transformasi pembayaran tunai ke non tunai.

Baca Juga: Misteri Perempuan Tewas di Bawah Tebing di Pecatu Masih Diselidiki, Santer Kabar Karena Pinjaman Online

“Di era pandemi dikhawatirkan uang fisik bisa menularkan sejumlah penyakit hal ini menjadi kelebihan,” kata Josephine.

Dalam Webinar yang dimoderatori oleh Idfi Panca kali ini juga hadir Nard Geisha sebagai Key Opinion Leader, Abang Suluh Husodo, CEO MAXPLUS  dan Dr. Laurentius D. Gadi Djou, Akt. DET, Ketua Yayasan Universitas Flores. *

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah