Jokowi Ingin Ainun Najib Mengabdi di Tanah Air, NU Juga Punya Sejumlah Kader Cerdas Lain yang Kerja di LN

- 4 Februari 2022, 16:15 WIB
Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama (NU) /PBNU

Berikut profil pendek Ainun Najib dan kader cerdas NU lainnya yang sedang bekerja di mancanegara.

1.Ainun Najib. Praktisi IT dan aktivis Nahdlatul Ulama (NU) ini lahir di Gresik, Jawa Timur, 20 Oktober 1985. Ia menginisasi situsweb Kawal Covid-19 dan menerima anugerah People of The Year dari Metro TV pada kategori Patron of Development Partnership atau Teladan dalam Kemitraan Pembangunan, pada 24 November 2021.

Prestasinya di bidang sains dan teknologi terasah sejak bersekolah di SMAN 5 Surabaya. Ketika itu, ia meraih penghargaan honorable mention setelah menjadi anggota tim Indonesia dalam Olimpiade Informatika Asia Pasifik 2003. Ia kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura, jurusan Teknik Komputer. 

Ainun pernah mewakili NTU dalam perlombaan pemrograman perguruan tinggi internasional atau ACM ICPC pada 2006-2007, bersama dua mahasiswa Indonesia lainnya. Tim tersebut menjuarai ACM ICPC level regional Asia di Teheran, Iran, pada 2006. Lalu mereka ikut bertanding di level dunia yang digelar di Tokyo, Jepang, pada 2007. Setelah lulus dari NTU, ia bergabung dengan sebuah perusahaan yakni IBM Singapura, sebagai software engineer (teknisi perangkat lunak). Kemudian, Ainun menjabat sebagai konsultan senior di sana hingga saat ini.

Baca Juga: Pembiayaan Ultra Mikro untuk Kemandirian Usaha Masyarakat

2.Taufiq Widjanarko. Ia adalah seorang insinyur yang bekerja di VividQ Ltd, sebuah perusahaan riset dan pengembangan holografi digital 3D untuk display, AR/VR, di Cambridge, Inggris. Di lembaga tersebut, ia bersama koleganya tengah melakukan penelitian mengenai pembuatan prototipe holografi yang dihasilkan dari proses komputasi menggunakan komputer (Computer Generated Holography/CGH) untuk Augmented Reality (AR). AR adalah metode penyediaan informasi dari komputer yang dapat ditambahkan (augmented) pada apa yang kita lihat nyata (real) saat itu.

Alumnus SMA Negeri 5 Surabaya, Jawa Timur ini meneruskan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung (ITB), tepatnya di jurusan Teknik Fisika. Taufiq mengerjakan skripsi S1 tentang instrumentasi untuk astronomi di Observatorium Bosscha ITB di Lembang 1993-1995, lalu dilanjutkan sebagai asisten peneliti di sana hingga tahun 1997.

Ia tercatat sebagai peneliti di Advanced Manufacturing Technology Research Group, Fakultas Teknik, Universitas Nottingham, Inggris (2017-2019). Sebelumnya, studi doktor di EPSRC Centre for Innovative Manufacturing in Intelligent Automation, Wolfson School of Mechanical and Manufacture, Universitas Loughborough, Inggris (2006-2011). Sebelum kembali lagi ke Loughborough sebagai peneliti (2013-2016), ia juga mengambil pengalaman sebagai peneliti di Centre in Through-life Engineering Services, Universitas Cranfield (2011-2012).

Taufiq juga sempat memperdalam keilmuannya dengan mengambil studi master di Universitas Dayton, Ohio, Amerika Serikat (1998-2000). Di Negeri Paman Sam juga, ia melakukan riset di Institut Politeknik dan Universitas Negeri Virginia (2001-2002) pada bidang Electrical & Computer Engineering/Optical Image Processing. Lalu, Taufiq juga mengambil studi di Universitas Memphis, Tennessee, Amerika Serikat (2002-2003).

Ia sempat mengabdikan diri di almamaternya, ITB, sebelum bertolak ke Inggris sampai sekarang. Setidaknya, Taufiq sudah menghasilkan 24 tulisan ilmiah yang terindeks Google Scholar dan sudah dikutip lebih dari 100 kali.

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah