“Dengan IG, sejarah kuliner di Indonesia makin bertumbuh pesat bahkan kuliner telah menjadi ‘alat’ diplomasi bagi Indonesia. Dimulai dari 10 tahun terakhir, Indonesia sering mengadakan jamuan diplomasi dengan mengusung kuliner Indonesia di setiap kegiatan dengan mengedepankan beberapa bahan dengan IG dari berbagai daerah di Indonesia,” jelas William Wongso.
Baca Juga: Catat Zero Accident dan Insiden Posko Terpadu Angkutan Udara Lebaran Bandara Ngurah Rai Ditutup
IBAN merupakan jaringan independen para pegiat brand lokal untuk melakukan pendampingan, akses ke pasar dan semua kegiatan yang berhubungan untuk meningkatkan keberlanjutan brand lokal lewat berbagai bentuk kerjasama dengan berbagai pihak.
Ada 10 produk lokal yang saat ini dikembangkan IBAN, yaitu Garam Amed Karangasem, Gula Kelapa Kulon Progo, Java Preanger Tea, Kayumanis Koerintji, Lada Putih Muntok, Pala Siau, Kopi Arabica Gaya, Lada Luwu Timur, Beras Adan Krayan, dan Cengkeh Minahasa.
Baca Juga: Sarkas, Potret Kegelisahan OPX Saat Pandemi
IG sendiri adalah tanda yang menunjukkan dari mana suatu produk berasal, yang karena faktor geografis seperti alam dan manusia atau keduanya menghasilkan reputasi, kualitas, dan karakter tertentu.
Diungkapkannya bahwa dalam sebuah riset yang dilakukan sejumlah portal media bisnis regional Asia menunjukkan bahwa saat ini kuliner merupakan bidang usaha yang paling banyak diminati oleh investor.
Riset tersebut juga menyajikan pembahasan tentang tren pertumbuhan industri F&B, termasuk startup kuliner.