Penyelundupan Sabu ke Indonesia Lebih Banyak Lewat Jalur Laut

- 24 Oktober 2023, 16:27 WIB
Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol Prof Petrus R. Golose (kiri) saat jumpa pers acara Honlap di Kuta Bali Selasa 24 Oktober 2023.
Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol Prof Petrus R. Golose (kiri) saat jumpa pers acara Honlap di Kuta Bali Selasa 24 Oktober 2023. /Dok Dafi

Ia juga menyebutkan, bahwa untuk melawan atau perang terhadap narkotika harus bekerjasama secara internasional dengan negara-negara lain yang dalam naungan Commission on Narcotic Drugs (CND).

"Bahwa kita harus tetap mencegah, kita tetap harus bersama-sama dengan negara lain, tidak bisa satu negara pun sendiri dalam perang melawan narkotika," ujarnya.

Sementara, isu yang dibahas dalam penyelenggaraan Honlap di Kuta, Bali, ini adalah soal bermunculan narkotika jenis baru yang merupakan hasil sintesis atau dikenal sebagai new psychoactive substances (NPS). Karena, di Amerika Serikat (AS) sudah 110 ribu lebih orang meninggal dunia karena overdosis obat fentanil dan fentanil masuk dalam kategori NPS.

Baca Juga: Mau Ekspor? Simak Syarat Menjadi Eksportir

"NPS sekarang yang menjadi masalah di dunia dan bersama-sama kita harus membahas isu ini. Kita tau bersama, di Amerika Serikat tahun 2022 yang lalu karena masalah fentanil lebih dari 110 ribu orang meninggal dunia. Itu adalah bagian dari new psychoactive substances, ini harus kita cegah untuk terjadi di Indonesia," ujarnya.

Komjen Petrus juga menyatakan, dalam dua kali rapat dengan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 11 September dan 12 Oktober 2023, Presiden Jokowi menginginkan bahwa BNN RI harus melakukan kegiatan di luar pada biasanya yaitu extra ordinary.

"Kita prioritaskan di 10 provinsi yang ada di Indonesia dan Bali masuk salah satu yang menjadi prioritas untuk kita lakukan. Bagaimana kita bisa mengeliminate permasalahan narkotika," ujarnya.

Baca Juga: Parah! Bendera Israel Dikibarkan saat Pertandingan Liga Inggris

Sementara, saat ditanya apakah sejauh ini ada perubahan rute atau jalur narkotika dengan berkecamuknya perang di sejumlah negara. Pihaknya menyatakan bahwa hal tersebut bisa saja terjadi dan hal itu tentu sudah diantisipasi dengan bekerjasama dengan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC).

"Kita tau bersama pada waktu Covid-19, terutama masalah paket kurir lewat pesawat, kemudian kokain, boleh dikatakan sangat sedikit masuk ke Indonesia. Tapi dengan dunia sedang terbuka dan geopolitik sekarang berubah di dunia sehingga kemungkinan rute dan sebagainya ada (perubahan)," ujarnya.***

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah