Keberlanjutan Pariwisata Bali Sangat Tergantung dari Kelestarian Alam dan Budaya Bali.

3 Februari 2023, 22:25 WIB
Ilustrasi Pariwisata Bali. /PIXABAY/Astrid Schmid

 

INDOBALINEWS - Modal Utama Pariwisata Bali adalah Alam Bali yang dilambari oleh  budaya yang begitu  adiluhung, maka dari itu keberlanjutan pariwisata Bali sangat tergantung dari kelestarian alam dan budaya Bali. 

Karenanya untuk menjaga kelestarian Budaya Bali serta menjaga kelestarian Alam Bali, Pemerintah Provinsi Bali mengharapkan semua pihak ikut terlibat.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Tjok Bagus Pemayun,  saat memberikan  sosialisasi program Kontribusi wisatawan kepada pelaku industry di kantor  pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali, Jumat 3 Februari 2023.

Baca Juga: Penampakan Kendaraan Khusus TNI AD Terbaru UTV MV800 4X4 VTWIN, Cek Manfaat Teknologi Canggihnya

Dikatakannya Dispar Bali mengajak semua industri pariwisata berpartisipasi dalam penerapan program kontribusi wisatawan

“Tujuan dari mengumpulkan para pelaku industri pariwisata ini adalah untuk  mempercepat  berjalannya program kontribusi wisatawan khususnya wisatawan mancanegara  sesuai dengan Perda No 1 tahun 2020 tentang Kontribusi Wisatawan, dan Pergub No 27 tahun 2020," tegasnya  

Kebijakan ini dilakukan mengingat sebagai destinasi wisata, perekonomian Bali hanya mengandalkan sektor pariwisata.

Baca Juga: Lini Tengah Bali United Jadi Sasaran Kritik Suporter, Coach Teco Bilang Begini

Bali tidak memiliki sumber daya alam seperti minyak bumi dan gas seperti provinsi lainnya.

Di sisi lain, Pemerintah Provinsi belum mendapatkan secara signifikan pendapatan dari jasa pariwisata. APBD Bali hanya bersumber dari pajak kendaraan bermotor. 

Tjok Bagus juga menyampaikan bahwa , kebijakan Gubernur Bali ini sebagai bentuk kepedulian terhadap pariwisata Bali yang mengusung tagline ‘pariwisata budaya’ yang berkualitas dan bermartabat . 

Baca Juga: Satpam Perusahaan Travel Nekat Gasak Puluhan Barang Elektronik di Kantornya

Untuk itu, lanjut dia, wisatawan asing yang datang dan berlibur ke Bali diharapkan ikut berpartisipasi untuk memberikan  kontribusi secara sukarela.

Sebagai bentuk kepedulian dalam upaya menjaga alam, budaya, dan lingkungan Bali, sehingga bisa berkelanjutan. 

 “Ini sifatnya sukarela, tidak ada unsur pemaksaan. Wisatawan menyumbang langsung dengan cara men-scan barcode aplikasi We Love Bali yang sudah disediakan di hotel-hotel, mobil transport, daya tarik wisata, restoran dan lain-lain, yang ada di seluruh Bali, dan mereka tinggal mentransfer nominal yang disumbangkan,” jelasnya.

Baca Juga: Thailand Masters 2023: Dominan! 4 Ganda Campuran Indonesia Kuasai Babak Perempat Final

Dikatakan, kebijakan kontribusi pariwisata ini sudah diluncurkan pada 29 Juli 2022, dan kebijakan ini tidak memberatkan pelaku maupun industri pariwisata.

Para pelaku maupun industri pariwisata ini hanya mendorong dan mengarahkan para wisatawan untuk berkontribusi sebagai upaya ikut andil dalam menjaga alam, budaya, dan lingkungan Bali hingga meningkatkan destinasi. 

 Baca Juga: Pakai Sepatu Kets Tenun Bali, Presiden Jokowi Serasa Anak 17 Tahun

“Asumsi kami, kontribusi wisatawan ini 5 persen dari target sebanyak 4,5 juta wisatawan asing ke Bali, yakni akan  mampu menyumbang sebanyak Rp 31,5 miliar PAD Bali di tahun 2023 ini. Ini baru asumsi sambil jalan nanti akan dilakukan evaluasi per minggu, termasuk payment gateway,” bebernya. 

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Kontribusi Pariwisata, I Gusti Agung Rai Suryawijaya menuturkan, pihaknya telah melakukan testimoni kepada sejumlah wisatawan.

Kata dia, wisatawan menyambut dengan antusias. “Mereka sangat antusias membantu sepanjang kontribusi mereka itu kegunaannya dilakukan secara transparan,” tutur Agung Rai yang juga Ketua PHRI Badung ini. 

Baca Juga: Kumpulan Doa Ketika Hujan Bahasa Arab dan Latin Lengkap dengan Artinya

Gung Rai mengatakan bahwa, Gubernur Koster dalam membangun Bali sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Menata secara fundamental untuk menciptakan pariwisata yang berkualitas dan bermanfaat.

Untuk itu, lanjut dia, perlu kesadaran kolektif untuk menjaga pariwisata budaya yang diusung Bali. 

Baca Juga: Ini Detik Detik Seorang Pria Temukan Jenazah Mengering dalam Rumah, Ternyata Ibu Kandungnya Sendiri

 Disebutkannya dalam empat tahun kepemimpinan Gubernur Koster, ekosistem pariwisata diperhatikan betul dengan membangun infrastruktur terkoneksi baik itu darat, laut, dan udara.

Bahkan, membangun objek wisata, seperti Turyapada Tower, Pusat Kebudayaan Bali, penataan kawasan Besakih, hingga rencana pembangunan paramount di Jembrana. 

"Ini langkah nyata Gubernur Koster untuk menciptakan Bali the Best Destination in the World,” bebernya. 

 Baca Juga: Tanggapi Isu Penculikan Anak, Polda NTB Himbau Masyarakat Tetap Tenang

Nada dukungan juga disampaikan Ketua Indonesia Hotel Manager Association (IHGMA) Bali, Yoga Iswara.

Kontribusi ini sifatnya sukarela bagi wisatawan emosi kepedulian untuk menjaga alam, budaya, dan lingkungan Bali secara berkelanjutan. 

 “Ini bukan hanya tugas dari masyarakat maupun pemerintah Bali, akan tetapi semua pihak. Termasuk wisatawan. Sifatnya yang sukarela ini untuk mengajak wisatawan yang memiliki emosi khusus, dalam merestorasi Bali. Ini langkah yang sangat luar biasa untuk bersama-sama menjaga,” ungkapnya. 

 Baca Juga: 100 Lebih Investor Lirik IKN Nusantara, Terbanyak di Sektor Infrastruktur

Disinggung kebijakan ini terlalu cepat diterapkan mengingat pariwisata Bali baru saja pulih dari pandemi Covid-19, Yoga Iswara menegaskan bahwa kebijakan ini tidak memaksa. Akan tetapi sifatnya sukarela. 

Menurutnya lebijakan ini sasarannya untuk wisatawan yang memiliki emosional khusus, memiliki keterikatan khusus dengan Bali, asalkan program yang dibuat dari kontribusi ini dilakukan secara transparan.

Baca Juga: Mengenal Teknologi Wolbachia untuk Tekan Kasus DBD yang Akan Diterapkan di Denpasar dan Buleleng

"Baik itu kepada wisatawan maupun masyarakat, saya rasa ini akan jalan. Karena banyak negara lain yang menggunakan sistem seperti ini. Misalnya di Maldives di Jepang, dan negara lainnya. Di Indonesia, nah di Bali baru memulai kontribusi wisatawan yang sifatnya sukarela,” pungkasnya.***

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler