Viral Lagi, Wisata Bali Dijual Murah ke Turis Tiongkok, Pengamat Pariwisata Bongkar Fakta Ini

14 November 2023, 18:29 WIB
Iklan paket yang menjual murah kepada turis Tiongkok, Selasa /

 

INDOBALINEWS -  Kembali viral iklan brosur paket pariwisata ke Pulau Bali bagi wisatawan Tiongkok dengan harga relatif terbilang murah hanya sekitar Rp2 juta per 5 hari.  

Menurut pengamat pariwisata yang juga mantan pemandu wisata Claudius Daniel harga paket wisata murah ini sudah sejak lama membelit dunia pariwisata Bali.

Hal ini diungkap oleh Claudius Daniel bahwa dirinya mengetahui ini sebab dulu ia adalah pelaku di pariwisata Bali dan kini jadi pengamat dan pemerhati di dunia pariwisata Bali.

Baca Juga: Rumor Transfer Pemain Liga 1: Makan Konate Dilepas, Barito Putera Incar Devid de Santana Silva

"Dalam kesempatan ini, kami ingin membongkar tuntas mengenai masalah yang sudah membelit di dunia pariwisata Bali, khususnya pangsa pasar Tiongkok. Ini, masalah sudah belasan tahun yang lalu sampai sekarang masih terjadi dan berulang-ulang dan tidak ada penyelesaian dan satu komitmen atau keinginan yang untuk menuntaskan masalah ini," kata dia saat ditemui di Denpasar, Bali, Selasa 14 November 2023.

Ia memberikan bukti, bahwa pada tanggal 28 Agustus 2023 yang lalu ada iklan berseliweran di aplikasi wechat yang menawarkan kepada turis Tiongkok untuk berlibur ke Pulau Bali dengan membayar 999 yuan atau sebesar Rp 2 juta per orang untuk berlibur ke Bali tapi itu diluar tiket pesawat.

Baca Juga: Wujudkan Nyata Lawan TPPO, Kanim Singaraja Canangkan Desa Binaan Imigrasi Pertama di Bali

"Iklan pada tanggal 28 Agustus yang lalu ini, iklan untuk mendatangkan tamu. Di sana (di iklan) dikatakan bahwa dengan 999 RMB atau sekitar Rp 2 juta. Iklan itu beredar di wechat, karena wechat itu sama seperti Facebook, ada wall-nya. Salah satu wall saya capture, itu iklannya," imbuhnya.

Kemudian, dengan uang Rp 2 juta lebih tersebut turis Tiongkok yang datang ke Bali dengan waktu lima hari empat malam dan bisa menginap di hotel bintang empat, makan di restauran, transfortasi dan tiket masuk obyek wisata sudah ditanggung.

Baca Juga: Piala Dunia U17: Motivasi Bima Sakti Bawa Timnas Indonesia Samakan Kedudukan Kontra Panama

"Dengan uang segitu, dia bisa lima hari empat malam di Bali sudah termasuk hotel bintang empat, makan di restoran, transfortasi, dan tiket obyek wisata dan lain-lain, sebenarnya sudah bersih dengan biayanya itu," ujarnya.

"Kita bisa bayangkan betapa murahnya Bali ini dijual. Dan itu masih diulang-ulang seperti begitu tidak ada tindakan yang jelas," ungkapnya.

Ia menyebutkan, sementara tour guide yang menghandle para turis Tiongkok itu disinyalir tidak dikasih fee, tipping atau tips dan juga tour guide menanggung gaji sopir dan kernet yang membawa rombongan turis Tiongkok.

Baca Juga: Transfer Pemain Liga: Persis Solo Dikabarkan Incar Bintang Madura United Fransisco Rivera

"Tour guide tidak dikasih fee, tipping, tour guide menanggung gaji sopir dan kernet, dan tour guide menanggung biaya seperti tol, parkir, happy money, airport handling dan sebagainya. Dan disinyalir tiket objek wisata pun sebagian ditanggung tour guide. Model seperti ini, bahwa Bali dijual murah," jelasnya.

Ia menyebutkan, bahwa tour guide yang membawa rombongan turis Tiongkok ini dibebankan begitu banyak. Sehingga, harus memutar otak untuk menghasilkan uang, salah satu caranya dengan opsional atau opt dengan membawa tamu ke tempat berbelanja maka tour guide bisa mendapatkan komisi dari tempat belanja tersebut bila rombongan turis Tiongkok tersebut membeli produk di tempat belanja itu.

"Iya itu dengan terus menerus mengajak tamu shopping dan opt (opsional). Tidak mungkin guide bawa tamu rombongan satu bus kemudian malah hasilnya minus. Guide juga mau untung, akhirnya imbasnya tidak memperkenalkan budaya Bali dan objek wisata Bali secara lengkap," jelasnya.

Baca Juga: Transfer Pemain Liga 1: Persib Bandung Lepas Tyronne del Pino ke Klub Thailand

"Opsional itu apa, misalnya itinerary lima hari, ada satu atau dua hari free day. Hari itu guide-guide itu berupaya menjual paket-paket tour menurut racikan mereka. Itu mereka akan press ke tamu untuk membeli opt mereka. Dari situ guide membawa untung," ungkapnya.

Selain itu, disinyalir atau diduga tuor guide juga membawa rombongan wisatawan Tiongkok bukan berbelanja ke UMKM lokal. Tetapi, malah membawa ke toko yang produknya berafiliasi dengan pabrik yang berada di Tiongkok. Sehingga, wisatawan Tiongkok yang ingin membeli barang produk bisa langsung dikirim dari pabrik d Tiongkok ke rumahnya tanpa harus membawa barang tersebut dari Bali.

"Celakanya bawa ke tempat shopping yang tidak ada hubungannya dengan UMKM lokal. Itu disinyalir produk impor juga, bahkan ada yang menyampaikan bahwa itu barangnya tidak lewat Bali, jadi langsung dari pabrikan dikirim ke rumahnya di Tiongkok," ujarnya.

Pihaknya menyebutkan, bahwa modus Bali dijual murah sudah terjadi sejak tahun 2015 dan untuk modus jual beli kepala Tiongkok yang dilakukan sudah sekitar tahun 2008. Menurutnya, modus menjual Bali murah ke wisatawan Tiongkok adalah transfortasi dari modus jual beli kepala turis Tiongkok ke Bali.

Baca Juga: Artificial Intelligence: Bermanfaat atau Berbahaya? Simak Yuk!

"Itu pergeserannya jual beli kepala menjadi Bali dijual murah. Jadi sebenarnya hampir sama karena tour guide diberikan pressure yang sedemikian berat, karena belum apa-apa dia sudah nanggung gaji sopir, gaji kernet, 70 persen tiket wisata ditanggung guide. Sementara guide tidak dapat tipping," jelasnya.

Sementara, pariwisata Bali dijual murah karena terjadinya kerjasama antara biro perjalanan wisata di Bali dan Tiongkok. Kemudian, setelah mendapatkan rombongan turis Tiongkok maka biro perjalanan di Bali menyerahkan ke tour guide di Bali.

"Ini sudah ada kerjasama. Untuk modus ini sudah lama sejak tahun 2015, kalau modus jual kepala itu kan tahun 2008," ujarnya.

Sementara, di tempat yang sama Hasan Basri yang juga praktisi dan pengamat pariwisata mengatakan, bahwa biro perjalanan wisata di Bali tidak semuanya melakukan modus tersebut hanya ada sebagian yang melakukan hal itu. Sementara, untuk tour guide di Bali mau menerima rombongan turis Tiongkok dengan biaya murah karena tidak ada pilihan lagi untuk bekerja.

Baca Juga: Piala Dunia U17: Jelang Laga Kedua Timnas Indonesia, Bima Sakti Ogah Remehkan Panama

Sementara, untuk tour guide juga seperti gambling atau seperti berjudi karena belum tentu mendapatkan untung menjadi guide bagi rombongan turis Tiongkok ke Bali.

"Singkatnya praktik jual beli kepala sudah berubah tapi apa pun bentuknya itu masih ada sampai hari ini. Saya mikir praktik ini sebenarnya tidak baik, mengajarkan orang untuk belajar judi. Tapi kenapa mereka mau melakukan?. Karena (mereka ) hanya sebagai penerima kerja. Lain mereka yang pengusaha," ujarnya.

Basri juga menyampaikan, sejak dulu praktek jual beli kepala dan Bali jual murah, hanya terjadi di market Tiongkok.

"Semua orang juga bertanya hal yang sama. Praktek curang seperti kenapa hanya terjadi untuk market Tiongkok. Kenapa pasar negara lainnya tidak terjadi. Kenapa seperti ini. Semua juga bertanya seperti itu," ujarnya. ***

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler