Baca Juga: Menikmati Babi Guling Slingsing yang Melegenda
Warung ini buka dari pukul 09.00 hingga 18.00 wita dan pastikan Anda tidak datang saat jam makan siang sebab tempat ini akan ramai dan antri untuk mendapatkan tempat duduk.
Secara pengertian, kata tekor (penyebutan huru ‘e’ seperti mengatakan Lele) merupakan bahasa Bali yang memiliki arti pincuk atau alas makan yang terbuat dari daun pisang.
Sehingga nasi tekor sendiri merupakan nasi yang disajikan dalam tekor atau pincuk. Nasi yang disajikan dalam tekor ini memiliki cita rasa tradisional dengan rasa yang lezat dan mungkin tidak pernah Anda temui di tempat lain.
Meski harganya tergolong murah, rasa dan pelayanan yang diberikan sangat memuaskan. Rasa dari nasi tekor ini cukup enak dan beraroma khas mungkin berasal dari daun yang digunakan sebagai alas serta pengolahannya yang masih tradisional.
Tempat makan yang digunakan pun masih tradisional, seperti menggunakan daun pisang, piring rotan, bahkan untuk gelasnya yang digunakan masih memakai model tempo dulu yaitu gelas besar berbahan enamel lengkap dengan sedotan yang terbuat dari bambu.
Satu porsi nasi tekor disajikan dengan lauk pauk seperti lawar, serapah ayam, ayam panggang, sambal Bali, kacang goreng dan khusus untuk kuah ares disajikan terpisah memakai kau atau dalam bahasa Indonesianya batok kelapa.
Istimewanya lagi, di sini Anda bisa refil nasi putih dan sambal tanpa dipungut biaya tambahan. Di sini juga tersedia minuman seperti kopi, tuak manis, es tape, hingga jus pisang. (***)