Alternatif Daging Nabati Kunci untuk Jantung Lebih Sehat? Ini Penjelasannya!

27 Juni 2024, 21:49 WIB
Ilustrasi burger. /Pixabay/Mariya /

INDOBALINEWS - Kalau kamu seorang karnivora yang berhati-hati dan memperhatikan burger berbahan nabati dengan campuran rasa ingin tahu dan skeptis, kamu tak sendirian loh.

Perdebatan tentang apakah alternatif daging nabati (PBMAs) benar-benar lebih sehat daripada turunannya yang berasal dari hewan tengah naik daun.

Sebuah artikel tinjauan terbaru membahas detail yang mendalam, memberikan kita pemikiran, dan mungkin beberapa penyesuaian pada daftar belanja kita.

Baca Juga: Serem! Traiiler Film 'Sakaratul Maut' Sudah Beredar

Melansir earth.com, Kamis 27 Juni 2024, daging berbahan nabati sedang popular beberapa tahun terakhir, mengisi rak supermarket dengan segala macam produk mulai dari burger yang “berdarah” hingga nugget tanpa ayam.

Seiring semakin banyak orang yang menerima alternatif ini, pertanyaan tentang dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang, terutama pada jantung kita, menjadi semakin relevan.

Artikel tinjauan yang dipimpin oleh Matthew Nagra, bertujuan untuk mengisi ketidaktahuan pengetahuan ini dengan menganalisis puluhan tahun penelitian tentang PBMAs, profil nutrisi mereka, dan dampaknya pada kesehatan jantung.

Temuan yang dihasilkan beragam, memberikan kabar baik sekaligus beberapa peringatan bagi mereka yang mempertimbangkan perubahan ke produk nabati.

Baca Juga: Gut Bacteria May Be a Hidden Tool for Managing Stress  

Salah satu poin penting dari tinjauan ini adalah bahwa alternatif daging nabati cenderung memiliki profil nutrisi yang lebih baik untuk jantung dibandingkan daging pada umumnya. Ini terutama karena kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dan kandungan serat yang lebih tinggi.

Namun, sebelum kamu menggantikan steak kamu dengan pengganti berbasis kedelai, perlu diingat bahwa tidak semua PBMAs diciptakan sama. Beberapa ternyata mengandung sodium yang tinggi, yang bisa menjadi masalah bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi.

Meskipun ada peringatan tentang sodium, tinjauan ini menemukan bahwa PBMAs sudah terbukti memperbaiki beberapa faktor risiko kardiovaskular, termasuk kadar kolesterol.

Dalam beberapa uji coba terkontrol secara acak, orang yang mengonsumsi PBMAs mengalami penurunan signifikan dalam total kolesterol, kolesterol LDL ("jahat"), dan trigliserida, sembari meningkatkan kadar kolesterol HDL ("baik").

Baca Juga: Gagal Kudeta Presiden, Mantan Panglima Angkatan Darat Bolivia Ditangkap

Meskipun manfaat jangka pendek PBMAs pada kesehatan jantung menjanjikan, efek jangka panjangnya masih menjadi misteri.

"Kekurangan penelitian tentang hasil kardiovaskular hingga tahun 2023 sangat mengejutkan, mengingat bahwa ada uji coba terkontrol secara acak yang mengevaluasi faktor risiko sejak tahun 1990," jelas Nagra.

Ini berarti kita belum tahu pasti apakah beralih ke PBMAs akan mengurangi risiko serangan jantung atau stroke dalam jangka panjang.

Temuan lain yang mengejutkan dari tinjauan ini adalah kurangnya penelitian tentang gluten gandum vital (seitan), sumber protein utama dalam banyak PBMAs.

“Kekurangan hampir lengkap penelitian tentang gluten gandum vital dan faktor risiko kardiovaskular sangat mengejutkan,” pungkas Nagra.

Ini menyoroti kebutuhan akan lebih banyak studi untuk sepenuhnya memahami dampak semua bahan PBMA terhadap jantung kita.***

Baca Juga: Pentingnya Edukasi Kesiapsiagaan Bencana untuk Siswa SD

Baca Juga: Euro 2024: Tumbangkan Portugal Juara Euro 2016 dengan 2 Gol, Georgia Catat Sejarah Masuk 16 Besar

Editor: Ronatal Siahaan

Sumber: earth.com

Tags

Terkini

Terpopuler