Baca Juga: Viral Kasus Perekam Tamu Hotel Saat Mandi, Dibekuk Polisi
Studi tersebut mencakup periode 2000-2016, dan tidak termasuk pandemi covid-19 tetapi pejabat WHO mengatakan lonjakan pekerja jarak jauh dan perlambatan ekonomi global akibat darurat virus corona mungkin telah meningkatkan risiko.
"Pandemi mempercepat perkembangan yang dapat mendorong tren peningkatan waktu kerja," kata WHO, memperkirakan bahwa setidaknya 9 persen orang bekerja dengan jam kerja yang panjang.
Baca Juga: Erick Thohir Pecat Seluruh Direksi Kimia Farma Diagnostika, Kasus Hukum Antigen Bekas Jalan Terus
Staf WHO, termasuk ketuanya Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan mereka telah bekerja berjam-jam selama pandemi dan Neira mengatakan badan PBB akan berusaha memperbaiki kebijakannya sehubungan dengan penelitian tersebut.
Capping hour atau pembatasan jam kerja akan bermanfaat bagi pengusaha karena telah terbukti meningkatkan produktivitas pekerja, kata petugas teknis WHO Frank Pega. "Ini benar-benar pilihan cerdas untuk tidak menambah jam kerja panjang dalam krisis ekonomi," katanya.