Denny JA: Hadiah Nobel Berawal dari Salah Berita

20 Januari 2022, 20:26 WIB
Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena. /Tangkapan Layar Youtube Denny JA's World

 

INDOBALINEWS - Penghargaan Nobel begitu penting, karena diberikan kepada mereka yang dianggap menyumbangkan karya terbesar bagi kemanusiaan. Hadiah Nobel yang begitu bergengsi ini ternyata berawal dari gara-gara salah berita oleh sebuah surat kabar.

Hal itu diungkapkan oleh Denny JA, selaku Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, Satupena dalam webinar Obrolan Hati Pena #22 di Jakarta, Kamis 20 Januari 2022 malam.

Diskusi yang diselenggarakan oleh Satupena itu membahas seluk-beluk Nobel Sastra. Diskusi itu sendiri dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Swary Utami Dewi.

Baca Juga: Datuk Jasni Matlani: Puisi Esai Sesuai yang Dicari Panitia Hadiah Nobel

Denny menuturkan, satu surat kabar Prancis pada 1888 salah memberitakan bahwa Afred Nobel telah wafat. Padahal yang wafat adalah kakak kandungnya.

Pemberitaan ini berpengaruh besar kepada Alfred Nobel, karena nada berita itu adalah suka cita dan sinisme atas meninggalnya Alfred Nobel.

Berita itu menyatakan, “pedagang kematian” itu sudah wafat. “Betapa kaget dan sedihnya Alfred Nobel. Rupanya begitulah persepsi publik terhadap dirinya. Padahal, dia ilmuwan penemu teknologi dinamit, yang berguna untuk membuat terowongan,” kata Denny.

Alfred Nobel kaya raya berkat paten penemuannya. Itu wajar saja. Tetapi mengapa dia dibenci?

Baca Juga: Rekrut CEO Bukalapak, Menko Luhut Ajak Lainnya Mengabdi untuk Negara

“Ternyata di luar kontrolnya, dinamit juga digunakan untuk perang, yang membuat kematian lebih besar. Media melihat, Alfred Nobel menemukan teknologi untuk membunuh,” kata Denny.

Setahun sebelum ia wafat, Afred Nobel mengumpulkan keluarganya dan ahli hukum yang ia sewa.

Ia ingin membersihkan reputasinya, dan meminta keluarganya agar ikhlas menerima 4 persen saja dari harta kekayaannya.

Alfred Nobel menyumbangkan 96 persen kekayaannya untuk kepentingan publik. Berbentuk dana abadi untuk kemanusiaan, yang sekarang berwujud Hadiah Nobel.

Baca Juga: Satupena Diskusikan Perilaku Korupsi Elite Politik Indonesia

“Pada 120 tahun lalu, harta kekayaan Nobel itu kira-kira nilainya Rp120 triliun,” ujar Denny. ***

Editor: Riyanto

Tags

Terkini

Terpopuler