INDOBALINEWS - Ratusan guru honorer gedor DPRD Lombok Timur (Lotim), karena dikhawatirkan tidak masuk dalam daftar P1, P2 dan P3 yang selama ini diurus.
Menurut salah seorang guru honorer yang mengajar di SDN 1 Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Mahmud, kedatangan guru honorer ini, semata untuk membela nasib.
"Kami hanya meminta kepada DPRD Lotim dan pemerintah daerah, agar status kami sebagai guru honorer diperjelas," katanya, di Gedung DPRD Lotim, Kamis, 1 Desember 2022.
Bagi Mahmud yang sudah mengabdi selama 10 tahun 3 bulan ini, selama ini terlalu fokus mengajar, sehingga tidak terlalu memikirkan dirinya sendiri.
Pengabdian terhadap pencerdasan anak bangsa, kata Mahmud, adalah prioritas dalam hidup kami, tanpa harus menuntut imbalan.
Para guru honorer ini, kata dia, hanya butuh perhatian pemerintah, terutama terkait dengan kejelasan status.
Baca Juga: BRI Liga 1: Persebaya Surabaya Selangkah Lagi Amankan Jasa Pemain Jebolan Manchester United
Selama ini, sebut dia, tidak kurang dari 10 tahun lebih mengabdi, walaupun honor yang diterima setiap bulannya sebesar Rp300 ribu.