Inflasi Bali di Bawah 2 Persen, BI Sebut Masih Rendah dan Stabil

- 3 Mei 2021, 23:04 WIB
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho /Dok. IndoBaliNews

INDOBALINEWS - Bank Indonesia menilai inflasi Bali sampai dengan bulan April masih dalam keadaan rendah dan stabil yakni di bawah 2%.

"Inflasi Provinsi Bali pada bulan April 2021 melandai," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam keterangan tertulis diterima IndoBaliNews, Senin 3 Mei 2021.

Tercatat, inflasi sebesar 0,37% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya (0,52%, mtm).

Baca Juga: Menag Minta Umat Muslim Tidak Perlu Takbir Keliling, Cukup di Masjid maupun Virtual

Berdasarkan perhitungan BPS, inflasi terjadi di kota Denpasar sebesar 0,46% (mtm), sedangkan kota Singaraja tercatat deflasi sebesar 0,15% (mtm).  

Kata Trisno, Kenaikan harga terjadi di kelompok volatile food dan kelompok core inflation, sementara kelompok administered prices harganya stabil.

Secara tahunan, Bali mengalami inflasi sebesar 1,54% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 1,42% (yoy).

Baca Juga: Polri Duga Munarman Terlibat Kasus Pembaiatan Jaringan ISIS di Sejumlah Wilayah

Inflasi pada kelompok volatile food tercatat 0,56% (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi di periode April ini adalah daging ayam dan daging babi.

Sementara itu harga cabai rawit yang mulai naik sejak November 2020, dan sudah mulai turun di April. Penurunan harga cabai rawit sejalan dengan kembali meningkatkan pasokan cabai rawit pasca curah hujan yang menurun.

"Harga ikan tongkol juga menurun pasca gelombang laut yang relatif membaik," ungkapnya

Baca Juga: Evakuasi KRI Nanggala 402, Dua Kapal AL China Tiba di Perairan Bali

Masih tingginya harga aneka cabai dan tren kenaikan harga daging babi dan minyak goreng perlu mendapat perhatian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Beberapa upaya perlu dilakukan, kerja sama antar daerah, mengoptimalkan pemanfaatan mesin controlled atmosphere storage (CAS), dan menghimbau masyarakat untuk menanam cabai di pekarangan rumah, sekolah, dan lahan yang tidak terpakai.

"Selain itu, pemanfaatan teknologi dalam pemasaran produk-produk pertanian (e-commerce) dan dalam produksi (digital farming) juga perlu terus didorong," demikian Trisno. ***

Editor: R. Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x