Tips Bersaing Sehat dan Eksis Jalankan Bisnis Online

- 4 Juni 2021, 15:25 WIB
Ilustrasi bisnis online.
Ilustrasi bisnis online. /Pixabay/mediamodifier


INDOBALINEWS - Indonesia menjadi pasar besar untuk dunia penjualan online. Jumlah pengguna Internet Indonesia hingga saat ini diperkiran 196,7 juta orang dan 93 persen-nya pernah memanfaatkan untuk membeli barang dan jasa.

Meskipun pasarnya besar tetapi jumlah penjualnya pun juga sangat besar. Semisal marketplace tokopedi, shopee, bibli. Satu marketplace saja ada yang memiliki penjual 1 juta lebih bahkan hingga 7 juta. Dan belum lagi penjual di toko online dan penjual di sosial media.

“Ini menjadi tantangan yaitu persaingan yang ketat dan tantangan mendapatkan kepercayaan dari calon pelanggan serta mempertahankan loyalitas pelanggan,” ujar I Made Artana, S.Kom., M.M, Founder dan Ketua STMIK Primakara dalam Webinar Literasi Digital Wilayah Denpasar Bali, Jumat 4 Juni 2021 yang digelar oleh Kemkominfo dan Siberkreasi.

Baca Juga: Bule Pelaku Video Viral Tiktok Pesta Seks di Bali Kabur, Akun Medsos Diduga Pakai Nama Samaran

Lebih lanjut Made Artana membagi solusinya untuk tetap bisa bersaing dan eksis di penjualan digital. Dijelaskan Made Artana, solusinya adalah yang pertama melakukan pengamatan atau riset tentang produk, konsumen, dan kompetitor.

Rinciannya adalah pelaku bisnis harus mengamati spesifikasi produk yang diinginkan konsumen dan kelebihan produk yang diharapkan konsumen. Selain itu juga mengamati siapa pembeli produk dari usia, gender lokasi, dan perilaku.

Baca Juga: Jerinx Bebas Murni 8 Juni 2021, Lebih Cepat Sebulan Setelah Bayar Denda Subsider

Ditambah juga pengamatan kepada kompetitor untuk mengamati kelebihannya dan kekurangannya juga. “Cara melakukan pengamatan ini bisa dengan mengamati marketplace, baca blog, browsing toko online, ikuti komunitas dan pengamatan di social media,” imbuhnya.

Ia menambahkan penting juga adalah melakukan inovasi produk dengan menciptakan produk yang berbeda untuk memenangkan persaingan pasar. Serta menonjolkan keunggulan produk agar bisa memenangkan perhatian target konsumen.

Baca Juga: Curi Motor Bule Yunani, Pemuda Asal Lombok Dibekuk Ngaku Sudah Beraksi 6 Kali

Tak kalah penting adalah tingkatkan kemampuan promosi dengan memilih media penjualan yang tepat. Dengan misalnya memanfaatkan marketplace, media sosial, atau toko online. Promosi juga bisa dilakukan dengan copy writing deskripsi produk dan penawaran yang menarik dengan foto atau video produk yang menarik serta pergunakan iklan jika diperlukan.

Selain itu perlu juga meningkatkan kepercayaan konsumen dengan memperhatikan rating dan review yang diberikan oleh pembeli. Bisa juga dengan membagikan testimoni pelanggan yang sudah dibeli, gunakan foto asli dan jaga kualitas produk. Atau bisa dengan endorse publik figure dan tak kalah penting adalah fast response.

Baca Juga: Ibadah Haji Tahun Ini Batal Lagi, Calhaj di Bali Berdoa Panjang Umur

Sementara itu di acara yang sama, pembicara lain, Amelia Ayu Kinanti, Editor in Chief Fimela mengutarakan tentang sisi positif perkembangan dunia digital juga negatifnya yang harus disikapi dengan bijak.

Menurut Ayu, sosial media mengubah keseluruhan cara kita berkomunikasi dengan efek positif maupun negatifnya.  Yang harus disikapi adalah efek semisal jika terbiasa berkomunikasi lewat digital bisa membuat interpersonal skill seseorang menjadi tidak terasah.

“Selain itu kita jadi mudah membandingkan diri dengan orang lain dan risiko lain adalah seseorang bisa menjadi menjadi pelaku atau korban cyberbullying. Kadang, seseorang malah tidak sadar telah menjadi pelaku cyberbullying. Semisal mengomentari postingan orang lain yang kita tak tahu meyakitkan buat orang karena kita tak lihat mimiknya langsung," pesan Ayu.

Baca Juga: JPU Tuntut 6 Tahun Penjara Untuk Rizieq Shihab Karena Berbohong

Karenanya yang harus diingat selalu sebelum menggunggah, lanjut Ayu adalah : Think before you post. Tanya pada diri kita sendiri : Is it True, Is it Helpfull, is it insipiring, is it necessary dan is it kind?

Pembicara lain yang juga hadir adalah I Made Adnyana, SH, MH, Dosen Prodi Bahasa Indonesia dan Daerah FKIP Univ PGRI Mahadewa Indonesia, Denpasar. Dalam materinya berjudul “Penipuan di internet dan Bagaimana Menghindarinya”, ia menjabarkan ada banyak jenis penipuan dari skala kecil hingga besar, seperti bobol kartu kredit.

Dan yang paling banyak adalah pengelabuan atau phising yang dasarannya adalah data pribadi , data akun username dan password serta data finansial yaitu informasi kartu kredit dan rekening.

“Karena harus berhati hati masuk ruang digital. Saat kita membagi data kita mengenai isi form terlebih dahulu pastikan itu aman. Bisa kemungkinan di hack. Penipuan yang terjadi adalah email palsu. Modus ini dilakukan dengan mengkompromikan akun email yang sah melalui rekayasa social atau peretasan,” ujar Made.

Baca Juga: 4 Hari Hilang, Pemancing Yang Jatuh dari Tebing Water Blow Akhirnya Ditemukan

Made Adnyana juga membagikan tips untuk menghindari semua hal yang tidak kita inginkan tersebut yaitu adalah selalu cek. Banyak caranya diantaranya adalah bisa mengakses Cekrekening.id, lapor.go.id, layanan.kominfo.go.id, blokir rekening bank, lapor polisi dan lapor ke aplikasi took online tempat belanja.

Dalam Webinar dengan Moderator Eddie Bingky ini menghadirkan juga Chris Jatender, ST, MMSI, Kepala Program Studi tehnik Informatika STTI STIENI. Para peserta webinar diberikan pencerahan tentang apa itu perangkat keras dan lunak di dunia digital.

Baca Juga: Melanie Subono: Media Sosial Bisa Digunakan untuk Menebar Kebaikan

Sementara Ichsan Colly seorang fortografer yang menjadi Key Opinion leader dalam acara ini berbagi juga tentang trik aman bermain digital.

Yang jadi catatan Ichsan terkait fenomena banyaknya kasus hukum yang berawal dari data di internet yang belum terhapus. Ia menyarankan agak selalu mengganti hard disk jika kita berniat menjual HP atau computer kita kepada orang lain, agar data rahasia kita tak bisa diakses orang lain.

Yang juga penting dalam dunia digital bagi Ichsan adalah melek Bahasa Inggris untuk para penggunanya. “Kalua ada orang mau akses ke akun kita dengan berbahasa Inggris yang tak tahu Bahasa Inggris akan mudah mengkil. Jika katakanlah anak muda yang terbiasa berbahasa Inggris bisa mempelajarinya mungkin sulit untuk ditipu, tapi saat ini orangtua pun menggunakan gadget. Semakin mudah orang mengakses semakin kita berhati-hati,” imbau Ichsan.***

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah