Pasar Gotong Royong BI Bali Tingkatkan Penyerapan Produk Lokal

- 12 September 2020, 14:55 WIB
Penjual dan pembeli mematuhi protokol kesehatan  di pasar gotong royong yang digelar BI dari hariJumat-Minggu, 11-13 September 2020
Penjual dan pembeli mematuhi protokol kesehatan di pasar gotong royong yang digelar BI dari hariJumat-Minggu, 11-13 September 2020 /Shira ade/Dok BI Bali

INDOBALINEWS - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Bali, Dekranasda Provinsi Bali, dan PT. BPD Bali kembali menggelar pasar gotong royong yang digelar dari hari Jumat-Minggu, 11-13 September 2020.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho, pasar gotong royong ini digelar selain untuk menjaga stabilitas harga menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, juga untuk meningkatkan penyerapan produk UMKM lokal.

Baca Juga: Update Penanggulangan Covid-19 di Bali, Jumat 11 September 2020

"Hal ini sejalan dengan instruksi Gubernur melalui Surat Edaran Nomor 15036 Tahun 2020 bagi instansi vertikal maupun lembaga terkait, untuk dapat menyediakan tempat bagi UMKM khususnya yang bergerak di bidang komoditi pangan hingga kerajinan," uijarTrisno Nugroho di hari kedua pelaksanaannya Sabtu 12 September 2020.

BI Bali menggelar pasar gotong royong yang digelar dari hari Jumat-Minggu, 11-13 September 2020
BI Bali menggelar pasar gotong royong yang digelar dari hari Jumat-Minggu, 11-13 September 2020 Dok BI Bali

Baca Juga: Tradisi Unik di Bali saat Galungan dan Kuningan

Dijelaskannya juga bahwa awalnya pasar gotong royong diadakan hanya sehari pada hari Jumat tanggal 11 September 2020 tetapi karena animo penjual dan masyarakat bagus maka diperpanjang hingga hari Minggu.

"Dengan sangat mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan baik bagi penyelenggara, penjual dan pengunjung, serta bertransaksi wajib menggunakan uang digital Quick Response Code Indonesian Standars (QRIS) pada hari pertama pelaksanaan animo bagus sehingga pelaksanaan diperpanjang hingga hari Minggu," lanjut Trisno.

Baca Juga: Pertama Kali Curi Motor, Tak Sempat Dijual Keburu Tertangkap

Lebih lanjut sebagai gambaran, pada hari pertama pelaksanaan di hari Jumat, hasil penjualan keseluruhan sejak dibuka pagi hari hingga pukul 12:00 Wita, total hasil penjualan tak kurang dari Rp132.490.000,00.

Dari puluhan stand yang ada penghasilan tertinggi didapat oleh stand yang menjual kain dan makanan dengan total penghasilan setengah hari mencapai  Rp 27 juta. Sementara stand penjual tenun lainnya juga mendapat penghasilan Rp 17 juta lebih dari penjualan setengah hari.

Baca Juga: 5 Jet Tempur ‘RAFALE’ Buatan Perancis Dipersiapkan India di Tengah Panasnya Konflik Dengan China

Mengingat kegiatan dilaksanakan di masa pandemi covid-19, kegiatan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Seluruh penjual menggunakan masker dan face shield. Transaksi jual beli dilakukan secara non tunai dengan menggunakan QRIS (Quick Response Indonesian Standard). Di beberapa sudut, terlihat tempat mencuci tangan yang disediakan untuk pengunjung. Pengunjung tentu saja wajib menggunakan masker.

Trisno berharap adanya kegiatan yang dilaksanakan secara rutin ini, aktivitas ekonomi baik penjualan maupun konsumsi masyarakat dapat terus berjalan, sehingga kesejahteraan akan tetap terjaga.

Baca Juga: Pilwali Denpasar Bali, Jumlah Pemilih 2020 Turun

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho di Pasar Gotong Royong yang digelar dari hari Jumat-Minggu, 11-13 September 2020
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho di Pasar Gotong Royong yang digelar dari hari Jumat-Minggu, 11-13 September 2020 Dok BI Bali

KPwBI Provinsi Bali mengharapkan program-program pengembangan produk lokal dapat terus dikembangkan, seperti mendorong lebih banyak petani tradisional dan UMKM yang terhubung dengan marketpace dan teknologi digital.

Selain itu, KPwBI Provinsi Bali juga mendorong peningkatan bansos pangan menggunakan produk lokal. Juga mendorong lebih banyak penggunaan produk lokal di industri akmamin, mendorong kerjasama antar daerah serta mendorong internalisasi gerakan cinta produk lokal bagi masyarakat Bali. "Ngiring angge produk Bali, UMKM Pulih, Bali Bangkit," imbuhnya.

Baca Juga: Wakapolda Bali : Pilkada Jangan Jadi Moment Kluster Baru

Pasarr gotong royong ini memang digelar dengan moto dari Bali untuk Krama Bali. Sejumlah pertimbangan melatarbelakanginya. Seperti pembatasan aktivitas ekonomi berdampak terhadap semakin dalamnya pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2020.

Menurutnya proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 diperkirakan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Begitu juga dengan Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2020 terkontraksi sebesar 5,32% (yoy) dari pertumbuhan triwulan I sebesar 2,97% (yoy).

Baca Juga: Belajar Dari Kasus Reza, Narkoba Bisa Bikin Bingung, Kejam Hingga Bunuh Diri

Terhentinya aktivitas pariwisata selama triwulan II 2020 serta adanya pembatasan kegiatan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi yang lebih dalam, yakni sebesar -10,98% (yoy).

Pada Agustus 2020, Bali juga kembali mengalami deflasi. Penurunan harga sebagian besar disebabkan oleh berlanjutnya penurunan harga pada komoditas daging ras, angkutan udara, sekolah dasar, bawang merah, dan pisang.

Baca Juga: Cek FAKTA : Perokok Lebih BeresikoTerjangkit Covid-19 Daripada Non-Perokok

Kegiatan ini digelar selama tiga hari dari 11 hingga 13 September 2020 di lapangan Bajra Sandhi yang terletak di depan kantor Gubernur Provinsi Bali. Sebanyak 24 UMKM binaan KPwBI Provinsi Bali, Dekranasda Provinsi Bali, Bank Mandiri, BNI, BRI dan BPD Bali ikut ambil bagian pada pasar gotong royong itu.

Produk yang diperjualbelikan meliputi hasil pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kerajinan, tenun, dan alat-alat persembahyangan. Animo masyarakat cukup tinggi. Meskipun jumlah pengunjung dibatasi.(***)

 

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x