Pandemi Covid-19, Banyak Gadis di Asia Tenggara Putus Sekolah dan Menikah Dini

- 16 Maret 2021, 11:01 WIB
Ilustrasi pernikahan.
Ilustrasi pernikahan. /Pexels

INDOBALINEWS - Anak perempuan di beberapa negara di Asia Tenggara dan Pasifik kurang beruntung. Mereka dipandang sebagai beban ekonomi, terlebih di tengah pandemi Covid-19.

Celakanya, sebagaimana laporan media Inggris The Guardian, Senin 15 Maret 2021, ribuan gadis remaja di kawasan tersebut dipaksa untuk meninggalkan sekolah. Mereka juga dipaksa menikah dini, untuk mengurangi beban keluarga.

“Inti dari pernikahan anak adalah pandangan bahwa anak perempuan adalah beban ekonomi,” kata CEO amal kesetaraan gender, Susanne Legena, kepada The Guardian.

Baca Juga: Gaduh Wacana Presiden Tiga Periode, Jokowi: Saya Tidak Berminat

Baca Juga: Beyonce Cetak Rekor dalam Sejarah Grammy Awards

“Ketika anak perempuan menikah, mereka dipandang sebagai orang dewasa dan pendidikan mereka biasanya berhenti,” lanjutnya.

Pada 2020, Save the Children menemukan bahwa dalam empat tahun ke depan, sebanyak 250.000 gadis remaja di Asia Tenggara dan Pasifik menghadapi pernikahan dini dan pernikahan paksa.

Di Indonesia pada paruh pertama tahun 2020, jumlah lamaran untuk menikah di bawah umur lebih dari dua setengah kali lipat dari angka keseluruhan tahun 2012, sebagaimana laporan Plan International Australia. Tahun lalu, sekitar 33.000 anak perempuan menikah.

Organisasi ini menyoroti pentingnya pendidikan menengah bagi anak perempuan, dan dampak jangka panjang dari pernikahan dini dan pernikahan paksa.

Baca Juga: Ronaldo Pecahkan Rekor, Pele Ucapkan Selamat

Baca Juga: Antara Betrand Peto, Anneth dan Alifa Dibumbui Kisah Cinta Segitiga Ala Film Kuch Kuch Hota Hai?

Pada bulan Juni dan Juli 2020, saluran bantuan anak-anak India mengalami peningkatan 17% dalam panggilan darurat tentang pernikahan dini dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019.

"Meninggalkan sekolah juga mengganggu pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual anak perempuan," ujar Susanne Legena.

"Orang tua cenderung tidak memastikan anak perempuan mereka menyelesaikan sekolah," imbuhnya.

Menurut laporan terbaru Plan International Australia, anak perempuan yang dipaksa menikah dini lebih mungkin mengalami kemiskinan, kekerasan dan kehamilan dini, mengancam kehidupan dan kesehatan mereka.

Baca Juga: Film 'Mank' Raup Nominasi Terbanyak, Berikut Daftar Lengkap Nominasi Oscar 2021

Laporan tersebut menemukan bahwa lebih dari 1,2 juta anak perempuan dari pra-sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Asia Timur dan Pasifik dapat putus sekolah akibat pandemi, menambah sudah 15 juta anak perempuan yang tidak bersekolah sebelum virus corona.

Satu dari lima atau 40 juta anak perempuan di Asia Timur dan Pasifik tidak dapat melanjutkan belajar melalui pembelajaran jarak jauh.

Pandemi juga berdampak nyata pada kesehatan mental anak perempuan, dengan tiga dari lima anak perempuan di Pasifik mengatakan bahwa mereka "kadang-kadang, cukup sering atau selalu cemas atau stres karena Covid-19". Empat dari lima mengatakan pandemi telah membuat mereka merasa kesepian.

Baca Juga: Seorang Pelajar SMP Temukan Surat Wasiat Sang Kakek Yang Tewas Gantung Diri

Menurut Bank Dunia, sebelum pandemi, 5 juta orang di Asia Tenggara dan Pasifik diperkirakan akan jatuh di bawah garis kemiskinan pada tahun 2020.

Pandemi diperkirakan akan menambah 33 juta orang ke angka itu, menandai peningkatan pertama dalam kemiskinan secara keseluruhan di wilayah tersebut dalam dua dekade.

Di India, pernikahan anak meningkat tidak hanya karena dampak ekonomi dari pandemi pada pendapatan rumah tangga, tetapi juga karena pembatasan jarak sosial membuatnya lebih dapat diterima untuk mengadakan pernikahan yang lebih kecil dan lebih murah, menurut laporan itu.

Temuan ini didasarkan pada survei dan wawancara online dengan 450 remaja putri berusia 15 hingga 19 tahun di 10 negara, termasuk Indonesia, Vietnam, Filipina, Thailand, dan Fiji, serta lokakarya dengan anak perempuan di Indonesia, Vietnam, dan Kiribati.***

Editor: M Susanto Edison


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x