INDOBALINEWS - Sebanyak 48 orang meninggal dunia dan 30 bangunan roboh akibat gempa Jepang yang terjadi pada Senin 1 Januari 2023 kemarin.
Otoritas setempat juga telah mencabut peringatan tsunami. Namun, tetap memperingatkan kemungkinan gempa susulan dalam sepekan ke depan.
Sementara itu KBRI melaporkan sebanyak 114 warga negara Indonesia (WNI) berada di tempat-tempat perlindungan (shelter), yang disiapkan oleh otoritas Jepang.
Baca Juga: Indonesia Babak Belur Dilibas Libya, Diego Michiels Minta Timnas Gelar Uji Coba Lawan Borneo FC
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan bahwa para WNI tersebut berada di shelter yang tersebar di tiga titik, yaitu 53 orang di Ogi, 25 orang di Suzu, serta 27 orang di Saikai.
“Berdasarkan komunikasi terakhir KBRI Tokyo dengan simpul-simpul masyarakat, didapat informasi baru bahwa terdapat sejumlah WNI yang berada di shelter dan membutuhkan bantuan logistik. Sebelumnya, mereka kesulitan berkomunikasi karena gangguan jaringan,” kata Judha melalui pesan singkat.
Dia memastikan bahwa KBRI Tokyo akan segera mengirimkan bantuan logistik darurat untuk para WNI di tempat-tempat perlindungan tersebut.
Selain ratusan WNI yang berada di tiga wilayah tersebut, KBRI juga mencatat sembilan WNI, yang mayoritas mahasiswa, juga berada di tempat perlindungan.