Kelompok Lintas Disabilitas Hadiri Nonton Bareng Keluarga Cemara 2 di Bioskop Inklusif

- 29 Juni 2022, 12:05 WIB
Nonton bareng kelompok lintas disabilitas di Bioskop Inklusif Minggu 26 Juni 2022.
Nonton bareng kelompok lintas disabilitas di Bioskop Inklusif Minggu 26 Juni 2022. /Dok Amin

Sebulan sebelumnya, Yayasan Matahatiku Berdaya Mandiri bahkan berhasil mengajak kelompok lintas disabilitas ini pertama kalinya merasakan menikmati film horor pertama kalinya. 

“Bioskop Inklusif memberikan kesempatan yang sama kepada kelompok disabilitas merasakan atmosfer menonton film di bioskop. Tempat yang mungkin tidak pernah terpikirkan akan dapat mereka kunjungi dan berbaur dengan kelompok non disabilitas lainnya," ujar Amin dalam pernyataan resminya.

Lebih lanjut dikatakannya Bioskop Inklusif merupakan program advokasi agar industri perfilman nasional lebih inklusif kepada kelompok disabilitas.

Baca Juga: 3 Loket Tiket Baru di Penglipuran dari MUF Bantu Normalkan Pariwisata di Bali

"Semua pemangku kepentingan mulai dari sineas, eksibitor, production house, distibutor film dan pemerintah semestinya menyediakan keadilan dan kesempatan yang sama bagi kelompok disabilitas mengakses suatu karya film khususnya film nasional”, jelas Amin lagi. 

Kelompok lintas disabilitas tentu saja memiliki tantangan khusus dalam mengikuti program Bioskop Inklusif ini.

“Memiliki tingkat kesulitan tinggi tersebut, Yayasan Matahatiku memastikan kehadiran relawan yang mendampingi semua kelompok disabilitas. Relawan yang bertanggung-jawab mulai dari rumah menuju bioskop, menonton film hingga pulang lagi ke rumah masing-masing," imbuhnya.

Baca Juga: Indonesia International Marathon 2022 di Bali Usai, Pemenang Lomba Berharap Digelar Tiap Tahun

Saat pemutaran film, pada setiap program Bioskop Inklusif, Yayasan Matahatiku menghimbau mitra sineas dan production house mulai membuat karya film yang ditambahi dengan audio description.

“Kelengkapan audio description ini menggambarkan narasi-narasi adegan film yang tidak memiliki dialog. Sementara bagi tuna tuli, sebaiknya memasukkan subtitle bahasa Indonesia pada setiap dialog dalam film. Sementara bagi tuna daksa dan mental, kehadiran relawan pendamping menjadi sangat vital sejak awal film," tambah Amin.

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x