Presiden Joko Widodo Ingatkan Organisasi Keagamaan Harus Berikan Ruang Bagi Orang Lain untuk Berkeyakinan

- 7 April 2021, 18:36 WIB
Presiden Joko Widodo membuka secara virtual Musyawarah Nasional (Munas) IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dari Istana Negara, Jakarta, Rabu 7 April 2021.
Presiden Joko Widodo membuka secara virtual Musyawarah Nasional (Munas) IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dari Istana Negara, Jakarta, Rabu 7 April 2021. /Dok. Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden

INDOBALINEWS - Organisasi keagamaan di Indonesia harus menjunjung tinggi sikap toleran kepada sesama menghormati perbedaan hingga memberi ruang bagi orang lain untuk berkeyakinan.

Dengan sikap tersebut, masyarakat dapat mengekspresikan keyakinan mereka secara bertanggung jawab dan saling menghargai perbedaan yang tidak menjadi penghalang untuk tetap bekerja sama.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Kita Harus Berpedoman pada Ajaran Keagamaan yang Sejuk dan Kedepankan Toleransi

Baca Juga: Terjaring Razia Prokes , Enam Warga di Denpasar Dihukum Push Up Karena Pakai Masker Tidak Benar

Baca Juga: Petugas Gabungan Gagalkan Penyelundupan 72.290 Ekor Benih Lobster dari Bandara Soetta ke Singapura

Presiden Joko Widodo menegaskan hal itu saat membuka secara virtual Musyawarah Nasional (Munas) IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dari Istana Negara, Jakarta, Rabu 7 April 2021.

Mantan Wali Kota Solo itu juga menekankan, setiap organisasi keagamaan harus berprinsip antikekerasan dan menolak tindakan yang menggunakan cara-cara kekerasan baik fisik maupun verbal dalam aktivitasnya.

"Organisasi keagamaan harus menghargai tradisi dan budaya lokal masyarakat Indonesia yang sangat bineka, ramah dan terbuka terhadap keberagaman tradisi yang merupakan warisan leluhur," katanya sebagaimana rilis diterima INDOBALINEWS.

Baca Juga: Pedagang Bakso di Bali Miliki 200 Ribu Pengikut Raup Untung dari Aplikasi Likee

Baca Juga: Kemenhub dan Tujuh Instansi Pemerintah Lainnya Buka Sekolah Kedinasan 9 April 2021 Mulai Pendaftaran

Baca Juga: Soal Telegram Larangan Media Menyiarkan Tindakan Arogansi Aparat Kepolisian, Kapolri Minta Maaf

Diingatkannya, keberagaman tradisi  merupakan warisan leluhur kita, ramah dan terbuka terhadap seni dan budaya masyarakat lokal dalam kerangka bhinneka tunggal ika kita sebagai bangsa Indonesia.

Dalam kerangka itulah, pemerintah berkomitmen untuk selalu mendorong dan meneguhkan moderasi beragama dalam kehidupan dan keseharian masyarakat. Moderasi beragama merupakan bagian tak terpisahkan dari jati diri bangsa yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia semenjak berdirinya.

Bangsa Indonesia patut bersyukur, karena mewarisi bhinneka tunggal ika dari para pendiri bangsa Indonesia. Walaupun berbeda suku, ras, agama, juga pandangan dalam keagamaan, tetapi tetap saling menghormati, bersatu, rukun.

Baca Juga: KKP Bahas Konservasi Hiu dan Pari Secara Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat Pesisir

Baca Juga: KKP Bahas Konservasi Hiu dan Pari Secara Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat Pesisir

"Bersama-sama bergotong royong," tegas Presiden Jokowi.

Hal penting lainnya, ditekankan, sikap toleransi merupakan bagian penting dari moderasi beragama.

Presiden mengatakan bahwa sikap tersebut adalah sikap yang harus dimiliki untuk dapat memandang perbedaan-perbedaan di tiap anak bangsa dalam kerangka persatuan dan kesatuan.

Baca Juga: Sambut Delegasi PON XX Kodam Cendrawasih Sulap Rumah dan Barak Militer Setara Hotel Bintang Tiga

Halaman:

Editor: R. Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x