Hadiri KTT D8 , Presiden Joko Widodo : Meningkatnya Nasionalisme Vaksin Harus Kita Tolak

- 9 April 2021, 07:33 WIB
Presen Joko Widodo saat berpidato secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-10 D-8, Kamis 8 April 2021.
Presen Joko Widodo saat berpidato secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-10 D-8, Kamis 8 April 2021. /Dok. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

INDOBALINEWS - Saat pandemi vaksin Covid-19 adalah barang publik global sehingga dunia perlu bersatu untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin untuk semua karena itu meningkatnya nasionalisme vaksin harus ditolak.

Presen Joko Widodo menegaskan itu dalam pidato secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-10 D-8, Kamis 8 April 2021.

KTT digelar di Dhaka, Bangladesh dan diikuti oleh delapan kepala negara atau kepala pemerintahan negara-negara anggota.

Baca Juga: Polri Fokus Evakuasi Korban dan Kirim 9 Ton Lebih Bansos bagi Warga Terdampak Bencana NTT

Baca Juga: Peroleh Jatah Lebih dari Satu Juta Dosis Vaksin, Wagub Bali Bersyukur Bisa Percepat Pemulihan Ekonomi

Baca Juga: Bali Berpotensi Terkena Dampak Siklon Tropis Seroja Ditandai Hujan Petir hingga Angin Kencang

Menurut Presiden Jokowi. ketersediaan dan keterjangkauan vaksin merupakan kunci untuk keluar dari krisis. Namun, saat ini kita saksikan meningkatnya nasionalisme vaksin.

"Ini harus kita tolak. Kita harus mendukung vaksin multilateral," tegasnya lagi seperti dalam keteranan tertulis diterima INDOBALINEWS.

Saat pandemi, dunia harus dapat menggandakan kapasitas produksi. Tidak boleh ada pembatasan terhadap produksi dan distribusi vaksin.

Baca Juga: Pura Taman Ayun Tempat Peristirahatan Keluarga Kerajaan Mengwi Dikenal Wisman Sebelum Perang Dunia

Baca Juga: Bali Berpotensi Terkena Dampak Siklon Tropis Seroja Ditandai Hujan Petir hingga Angin Kencang

Baca Juga: Presiden Jokowi Yakin PKB Tidak Kendor Semai Toleransi dan Kerukunan Antarsesama

Di sinilah D-8 kata dia, bisa berperan dalam menawarkan kapasitas produksi yang dimilikinya untuk meningkatkan produksi, mendorong akses yang sama terhadap vaksin, dan mendorong transfer teknologi.

"Beberapa dari kita, termasuk Indonesia, tengah mengembangkan produksi vaksin sendiri. D-8 harus membuka kerja sama pengembangan dan produksi vaksin ke depan," tambahnya.

Kepala Negara menekankan kepada akses yang adil terhadap vaksin, pemulihan ekonomi global, hingga pengembangan teknologi digital.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Alim Ulama Berkontribusi Besar Jaga Kerukunan Umat dan Rawat NKRI

Baca Juga: Kasus Harian Pasien Covid-19 di Kota Denpasar Bertambah 59 Orang Prokes Terus Diperketat

Baca Juga: Kasus Harian Pasien Covid-19 di Kota Denpasar Bertambah 59 Orang Prokes Terus Diperketat

Halaman:

Editor: R. Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x