Selain Usmar Ismail, pemerintah juga akan memberikan gelar pahlawan nasional untuk tiga tokoh lainnya, yakni Tombolotutu dari Sulawesi Tengah, Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, dan Raden Aria Wangsakara dari Banten.
Gelar akan dikukuhkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada 10 November 2021 yang bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional.
Usmar Ismail dikenal sebagai pelopor film modern Indonesia. Hari pertama syuting film Darah dan Doa (1950), yakni 30 Maret, diperingati sebagai Hari Film Nasional. Ia telah menyutradarai berbagai karya di antaranya yang terkenal adalah Harta Karun (1949), Enam Djam di Djogja (1951), Lewat Djam Malam (1954), Tiga Dara (1956), Anak Perawan di Sarang Penjamun (1962), dan sebagainya.
Baca Juga: Teruna Teruni Denpasar Gelar Lomba Busana Adat Ke Pura di D’youth Festival
Selain dunia perfilman, Usmar Ismail juga merupakan sastrawan yang telah melahirkan sejumlah karya tulis di antaranya naskah drama Mutiara dari Nusa Laut (1943) serta kumpulan puisi Puntung Berasap (1950).
Di dunia jurnalistik, ia adalah wartawan yang mendirikan Harian Patriot, redaktur majalah bulanan Arena, Gelanggang, dan pernah bekerja di Kantor Berita Antara. Usmar Ismail pernah menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia (1946-1947).***