Tradisi Unik di Bali saat Galungan dan Kuningan

- 12 September 2020, 12:43 WIB
Barong dan Orang Ngurek/ frejka/ pixabay
Barong dan Orang Ngurek/ frejka/ pixabay /

‘Punjung’ yang dibawa, dikhususkan bagi orang yang telah meninggal dan diletakkan di atas gundukan tanah kuburan. Sembari membawa punjung itu, mereka juga mendoakan sanak keluarganya yang masih dikubur agar tenang di alam baka.

Pujung ini berupa banten tertentu yang kemudian akan diletakkan di atas gundukan tanah kuburan. Namun sayang, saat ini tradisi ini semakin sedikit ditemui biasanya tradisi ini masih ditemui di Bali Utara. Penyebabnya adalah masyarakat saat ini lebih memilih untuk langsung melaksanakan upacara ngaben.

 

Perang Jempana

Tradisi unik lainnya saat Hari Raya Galungan dan Kuningan tiba, ada di Desa Paksebali, Klungkung. Warga Banjar Panti Timrah di desa ini setiap tahunnya mengadakan tradisi yang dikenal sebagai Perang Jempana.

Dikenal juga sebagai Dewa Masraman, Perang Jempana diperkirakan telah ada sejak tahun 1500. Perang Jempana biasanya dilakukan setiap 210 hari, tepat pada hari Saniscara Kliwon Kuningan. Saat melakukan tradisi Perang Jempana, penduduk setempat akan mengusung tandu (Jempana) yang berisi sesajen dan simbol Dewata.

Baca Juga: Erik Sondhy Keluar dari Zona Nyaman, Karena Merasa Sudah Cukup

Puncak dari tradisi ini adalah Ngambeng Jempana, yaitu atraksi saling dorong antar warga yang membawa jempana sambil diiringi suara tabuhan gong baleganjur. Para warga yang terlibat biasanya sudah berada dalam kondisi tidak sadar. 

Begitu Ngambeng Jempana berakhir, jro mangku akan memercikkan tirta (air suci) ke warga. Dan para dewa yang dilambangkan dengan uang kepeng serta benang tridatu dikeluarkan dari jempana yang kemudian kembali ditempatkan ke dalam Pura.

Ngelawang

Halaman:

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x