Sayangnya keputusan itu tidak berbuah baik, penduduk terkena wabah penyakit, sehingga akhirnya setelah melalui perundingan yang alot, Mekotek diizinkan untuk digelar kembali. Tradisi mekotek dilakukan dengan kayu sepanjang 2,5 meter yang telah dikupas kulitnya.
Kayu digunakan untuk menggantikan peran tombak untuk menghindari terjadinya luka parah. Penduduk yang mengikuti tradisi Mekotek akan dibagi menjadi beberapa kelompok.
Baca Juga: Arjuna Nakal Persembahkan Karya Perdana untuk Umat Hindu
Dan dari anggota kelompok, akan dipilih orang yang berani sebagai komando untuk memberi aba-aba dari atas puncak piramida tumpukan kayu.
Ia akan mengarahkan kelompoknya untuk menabrak kelompok lainnya. Selain untuk menolak bala, Mekotek juga dipercaya sebagai permohonan untuk mendapat berkah dan meminta kesuburan untuk lahan pertanian penduduk setempat.(***)