Tumbuhkan Rasa Bangga Memiliki Budaya Adi Luhung, Samsara Living Museum Kolaborasi dengan The Apurva

- 4 April 2024, 22:13 WIB
Ida Bagus Agung Gunarthawa dari Samsara Living Museum menjelaskan makna nilai dari tulisan lontar dalam Sutasoma Lontar Exhibition di The Apurva Bali Rabu 3 April 2024.
Ida Bagus Agung Gunarthawa dari Samsara Living Museum menjelaskan makna nilai dari tulisan lontar dalam Sutasoma Lontar Exhibition di The Apurva Bali Rabu 3 April 2024. /Dok Guslit

“Tantangan untuk memperkenalkan lontar kepada generasi muda memang besar, namun kita semua memiliki peran penting dalam hal ini, termasuk pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Terdapat banyak nilai yang dapat dipelajari dari lontar,” tandasnya.

Baca Juga: Awal Tahun Ini Sudah 37 WNA Bermasalah di Bali Diusir Pihak Imigrasi Ngurah Rai

Dalam pameran ini ditampilkan 10 lontar peninggalan abad V yang sarat pesan-pesan penuh makna bagaimana bisa menjadi manusia lebih baik, hidup harmonis, bersinergi dan toleran sesuai konsep Tri Hita Karana.

“Kita tampilkan Sutasoma yang dikarang Mpu Tantular yang mengungkapkan cinta kasih, saling menghargai satu sama lain,” jelasnya mencontohkan salah satu nilai lontar.

Agung Gunartawa memahami tantangan melestarikan budaya lontar dari masa lalu-kini-masa depan. “Yang baca mulai sedikit, apalagi memahaminya. Jadi ini perlu dicarikan jalan keluar mengantisipasi dampak kemajuan zaman. Kita harap bisa saling support dan terus menggalinya. Bagaimana anak muda merasa ada kebutuhan dengan nilai-nilai ini sesuai zamannya,” ungkapnya.

Menurutnya anak muda ini menjadi harapan bisa menjaga, memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam lontar yang masih relevan dalam kehidupan modern saat ini,” tambahnya.

Baca Juga: Imigrasi Ngurah Rai Deportasi WNA Ukraina Pelaku Skimming

“Langkah ke depan bagaimana mereka bisa tertarik dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam lontar dan akhirnya bisa mencintainya. Saya yakin dengan memahami nilai-nilai yang ada maka mereka akan menjadi lebih tertarik,” tambah IB Gunawan.

Menurutnya banyak nilai-nilai luhur terkandung dalam lontar dan masih relevan hingga saat ini. Seperti dalam Sutasoma dan lontar Arjuna Wiwaha.

Untuk paham isi lontar memang harus ada yang menuntun. Sebab sastra dalam lontar ini Bahasa Jawa Kuno. Perlu konsistensi dan keuletan agar mau tertarik. “Kami yang ditinggalkan begitu banyak manuskrip menjadi tantangan untuk memeliharanya dan bisa menyebarluaskannya, ” ujarnya. ***

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah