PCR Saliva, Alat PCR Ramah Anak Berbasis Air Liur dan Lebih Nyaman

2 Februari 2021, 18:13 WIB
Ilustrasi Pemeriksaan Swab PCR /Yapi Ramadhan/Warta Pontianak

 

INDOBALINEWS - Selama ini yang kita ketahui adalah tes PCR (polymerase chain reaction) melalui tes usap bisa dilakukan pada hidung, saluran antara hidung dan tenggorokan (nasofaring), atau saluran antara mulut dan tenggorokan (orofaring).

Biasanya pemeriksaan ini membuat rasa tidak nyaman baik sebelum ataupun sesusah pemeriksaan. Ketidaknyamanan ini khususnya amat dirasakan bagi anak-anak.

Pada tes PCR yang biasa dokter akan memasukkan alat swab yang menyerupai cotton bud panjang ke hidung hingga ke nasofaring (bagian atas tenggorokan yang terletak di bagian belakang hidung).

Baca Juga: Pria Meninggal Dalam Kos Di Kuta Bali, Sempat Ingin Pulang Kampung ke Sulawesi

Dokter akan memutar atau menggerakkan alat swab beberapa kali (sekitar 15 detik) agar lendir di nasofaring menempel di alat swab sebelum menariknya kembali.

Saat ini sebagai alternatif, ada inovasi baru pemeriksaan tes PCR berbasis air liur atau disebut PCR Saliva Based Testing yang diperkenalkan oleh National Hospital Surabaya.

Baca Juga: Siswi SMP Dicabuli Guru Les Matematika di Denpasar Bali

Menurut CEO National Hospital Surabaya,  Adj. Prof. Hananiel Prakasya Widjaya, PCR Saliva ini dijalankan dengan mesin PCR biasa.

Hanya saja sampel yang dipakai adalah air liur, sehingga tidak memerlukan lagi sampel lendir dari tenggorokan dan hidung.

Baca Juga: Rampok Bersenjata Pedang di SPBU Pelabuhan Benoa Bawa Kabur Uang Rp10 Juta

Sehingga inovasi yang baru ini akan memudahkan masyarakat untuk melalukan tes PCR, terutama bagi anak-anak, karena pengambilan sampel tidak sakit.

"Berdasarkan beberapa penelitian sensitivitas pemeriksaan PCR dengan saliva ini juga lebih akurat dari PCR yang mengambil sampel dari nasofaring (hidung) ataupun orofaring (tenggorokan)," ucapnya seperti yang dikutip indobalinews.com dari antaranews.com.

Baca Juga: Putri Wapres AS Mendadak Jadi Model Ngetop, Meski Merasa Tak PD dan Bertato 18

Dia menjelaskan sebelum melakukan pemeriksaan PCR berbasis saliva ini diwajibkan untuk berpuasa makan dan minum selama satu jam.

"Tujuannya agar saliva yang dikeluarkan benar-benar saliva murni tanpa terkontaminasi dengan bahan kimia lainnya," katanya.

Baca Juga: Zero Waste Bisa Selamatkan Lingkungan dan Menghemat Pengeluaran

Untuk pelaksanaan PCR berbasis air liur, pertama-tama petugas akan memberikan edukasi bagaimana cara menampung saliva yang dikeluarkan.

Petugas akan memberikan dua alat, yakni corong menampung air liur dan tabung yang berisi cairan khusus untuk dicampurkan ke air liur.

Baca Juga: Kucing Juga Bisa Diabetes, Jangan Beri Makan Nasi

Setelahnya, kata dia, untuk pengambilan sampel diharuskan masuk ke bilik khusus yang disediakan dan ditampung dalam corong sebanyak 1 mililiter.

Bila sudah tertampung, lanjut dia, air liur tersebut dicampurkan dengan cairan khusus yang diberikan dalam satu wadah, kemudian dikocok, dan sampel tersebut diserahkan kembali ke petugas.

Baca Juga: Kim Kardashian Diejek 'Tak Punya Otak' Dalam Buku Yang Ditulis Perampok Perhiasannya

Hasil pemeriksaan saliva ini bisa diperoleh dalam kurun waktu 1x24 jam atau paling cepat enam jam. Masyarakat bisa melakukan layanan tes PCR Saliva ini bisa dengan biaya Rp850 ribu," tuturnya.

Hananiel memberikan tips agar produksi air liur menjadi baik saat melakukan tes dikarenakan sejumlah orang kesulitan memproduksi air liur.

Baca Juga: Kisah Viral Pasangan Dokter Sultan, Punya 25 ART Salah Satunya Khusus Beli Galon

Satu, yang jelas tidak boleh kekurangan cairan, kalau dehidrasi pasti berkurang air liurnya. Diusahakan sering bicara, karena kalau sering bicara akan lebih mudah mengeluarkan air liur.***

Editor: Shira Ade

Sumber: Antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler