Bali Dipilih Jadi Pilot Project Wujudkan Wilayah Tangguh Hadapi Bencana 2030

29 Juli 2021, 21:04 WIB
Ilustrasi bencana alam /freepik / macvector

INDOBALINEWS - Indonesia khususnya Pulau Bali terletak pada wilayah yang memiliki resiko bencana alam yang cukup tinggi.

Selain itu keberadaan Bali dimata dunia sebagai salah satu destinasi pariwisata internasional, membuat Bali harus memberikan kepercayaan kepada masyarakat Internasional bahwa Bali memiliki tata kelola pembangunan sebagai strategi resiko pengurangan bencana.

Untuk itu, dipilihnya Bali sebagai pilot project dalam keikutsertaan mewujudkan Kabupaten/Kota Tangguh Menghadapi Bencana Making Cities Resilience 2030 sangat tepat dan Pemerintah Provinsi Bali sangat mengapresiasi hal tersebut.

Baca Juga: Masifkan Tracing, Kodam IX Udayana Gelar Pelatihan Petugas Swab Covid-19 untuk Tracer

Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra saat memberikan sambutan pada acara Sosialisasi Mekanisme Keikutsertaan Mewujudkan MCR 2030 yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara daring pada Kamis 29 Juli 2021.

Lebih lanjut, dalam sambutanya Sekda Dewa Indra menyampaikan bahwa bencana di dunia memiliki tren yang meningkat sehingga mengharuskan upaya pengurangan resiko bencana yang lebih berkelanjutan. Meskipun korban bencana cenderung menurun, tetapi kerugian ekonomi semakin tinggi.

Baca Juga: Bule Cantik Ditipu Agen Visa Terpaksa Kembali Ke Ukraina karena Overstay

Di kawasan urban yang mana menjadi pusat kegiatan ekonomi, ketika terjadi bencana akan berdampak serius. Terlebih kondisi saat ini dengan pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, untuk itu upaya PRB perlu dilakukan dengan strategi-strategi khusus.

“Saya sangat berterimakasih dipilihnya Bali dalam sosialiasi ini, saya harap seluruh Kabupaten/Kota dapat menyimak dengan baik dan nantinya secara kontinyu melakukan koordinasi sehingga kegiatan ini dapat berjalan secara berkelanjutan,"  pungkas Dewa Indra.

Baca Juga: Bule Depresi Mantan Pasien RSJ Bangli Akhirnya Dideportasi

Sementara itu, Plh. Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Agus Wibowo menyampaikan bahwa The United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) menginisiasi MCR sebagai saah satu strategi PRB yang melibatkan pemangku kepentingan.

Meskipun sasaran MCR ini adalah pemerintah daerah dengan pertimbangan bahwa bencana bersifat lokal, koordinas seluruh level, daerah, nasional, regional dan internasional tetap harus dilakukan untuk mendukung. MCR ini telah diadopsi dibanyak negara termasuk Indonesia.

Baca Juga: Aksi Anti Perut Lapar dari BEM FH Universitas Udayana Bali

Peran aktif Indonesia untuk mendukung MCR telah dimulai sejak 2010. Pada tahun 2020 konsep MCr fase pertama dimuthakhirkan menjadi lebih partisipatif. Upaya tersebut dipandang strategis oleh Pemerintah Indonesia sehingga keberlanjutan MCR terus didukung.

Lebih lanjut, Agus Wibowo juga menyampaikan bahwa tujuan akhir dari MCR 2030 adalah untuk memastikan kota menjadi inklusif, aman, tangguh dan berlanjutan pada tahun 2030 berkontribusi langsung dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 11 (SDG11). Untuk itu, agus berharap kegiatan koordinasi ini akan menjadi barainstroming bagi Pemeritah Daerah dalam mewujudkan kegiatan tersebut.***

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler