"Dari kajian ini kemudian baru bisa disusun Rencana Penanggulangan Bencana dimana dalam kajian dan rencana penanggulangan bencana juga memuat data terkait kerusakan dan kehilangan saat bencana," imbuh Rentin dalam acara yang juga didukung oleh Siap Siaga dan digelar dengan disiplin protokol kesehatan (Prokes) ketat, dimulai dengan pemeriksaan Rapid Test Antigen kepada seluruh peserta dan panitia penyelenggara acara.
Baca Juga: Sidak di Gilimanuk, Belasan Warga Ketahuan Bawa Suket Tes Antigen Kadaluwarsa
Sementara itu di acara yang sama Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Provinsi Bali Gede Sudiartha, mengatakan kompleksitas dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana memerlukan usaha penataan dan perencanaan matang, terarah dan terpadu.
"Dimulai dari Kajian Risiko Bencana potensi bencana, ancaman apa saja yang ada di wilayahnya, dampak dan risiko yang ditimbulkan dari bencana tersebut. Juga siapa saja yang terpapar dan terancam, kelompok mana saja yang paling terdampak," jelas Gede Sudiartha.
Baca Juga: Viral Konten Prank, Bule Lukis Wajah Masker di Bali, Hari Ini Dideportasi ke Moskow
Lebih lanjut, ia mengatakan tentunya juga dipertimbangkan kapasitas sumber daya yang ada di masing-masing daerah. Kajian Risiko Bencana menjadi dasar bagi penyusunan program dan perencanaan berikutnya. Baik itu untuk Rencana Penanggulangan Bencana, Rencana Aksi Daerah, RTRW dan Program-Program lainnya.
"Proses lanjutan dari hasil Kajian Risiko Bencana akan menjadi bahan untuk penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Dan ini semua nanti juga berimbas kepada pencarian dan juga pengumpulan data penilaian kerusakan dan kehilangan saat terjadi bencana DALA (Damage Assesment and Lost Assesment)," tandas Gede Sudiartha.***