INDOBALINEWS - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali dan ormas Islam di Bali menyerukan dukungan kepada Bangsa Palestine dengan menggelar doa bersama dan menggalang dana kemanusiaan
Dukungan mereka disampaikan saat menggelar forum Silaturahim MUI, Ormas, Tokoh Islam yang mengusung tema “Kecam Zionis Israel Bela Palestina”, Musala Baitul Mukminin Panjer, Denpasar Selatan, Sabtu 23 Mei 2021.
Ketua Umum MUI Bali, Drs. H. Mahrusun Hadyono, mengingatkan beragam respons keras umat Islam di Tanah Air
terhadap aksi barbar tentara zionis Israel bukan tanpa alasan.
Baca Juga: Work from Bali, Ikhtiar Memelihara Optimisme Masyarakat Hadapi Pendemi Covid-19
“Hubungan kita, bangsa Indonesia dengan Palestina sudah berlangsung bahkan sejak sebelum kita merdeka tahun
1945,” ujar Mahrusun.
Hubungan Indonesia dan Palestina terbina bukan hanya karena adanya hubungan keagamaan.
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, seorang mufti dari Palestina, Amin Al Husaini, menyampaikan selamat atas kemerdekaan bangsa kita. Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia.
Baca Juga: Istana Tegaskan Aktivitas Masyarakat Sipil dan Data Pribadi Harus Dilindungi
Hubungan bersejarah tersebut, bahkan diingatkan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat, K.H. Muhyiddin Junaedi, M.A., dalam siraman rohani secara virtual pada sesi lain acara silaturahim tersebut.
Mantan Ketua Komisi Hubungan Internasional MUI Pusat ini menyebut nama Muhammad Ali Taher, pengusaha kaya raya Palestina, yang rela menyumbangkan harta kekayaannya guna membantu perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan pada masa
penjajahan dulu.
Ikatan emosional bersejarah itulah yang mendorong umat Islam khususnya menaruh sikap prihatin atas penderitaan yang dialami rakyat Palestina.
Baca Juga: Soal Korupsi Bansos Rp100 T, Istana: Pernyataan Novel Baswedan Spekulatif dan Tidak Produktif
Untuk itu, Mahrusun Hadyono berharap, umat Islam di Bali turut mendoakan agar beban penderitaan rakyat Palestina diringankan Allah SWT.
“Umat Islam harus peduli. Kita sumbangkan rezeki kita untuk saudara-saudara kita di Gaza dan sekitar wilayah Palestina. Rasa kemanusiaan kita tersentuh, mengetuk hati kita untuk peduli terhadap korban yang merenggut jiwa anak-anak dan kaum ibu,” ajak H. Mahrusun.
Posisi penting Palestina di mata umat Islam. Ini berkaitan keberadaan Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Baca Juga: Desainer Bali Merasa Bersyukur dan Bangga Bisa Tampilkan Karya di GMAEA 2021
Mahrusun yang juga Ketua Baznas Provinsi Bali menambahkan, selain masjid di Mekkah dan Madinah, diketahui bawah Rasulullah memerintahkan umat Islam mengunjungi juga Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Acara silaturahim tersebut dihadiri jajaran pengurus MUI Bali, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Bali, H. Bambang Santoso, jajaran pengurus DMI kabupaten/kota, sejumlah pengurus paguyuban etnis Nusantara, tokoh politik, serta kalangan pengurus musalah dan masjid.
Ada 32 perwakilan ormas Islam di Bali, 12 paguyuban etnis, juga kalangan tokoh politik,” jelas Ketua Panitia Pelaksana, H. Wahyu Sri Handono.
Baca Juga: Wagub Bali Apresiasi Gelaran GMAEA, Wadah Ekpresi Desainer dan Ajang Promosi ke Mancanegara
Acara silaturahim juga diselingi dengan pembacaan puisi tentang Palestina oleh siswi SD Muhammadiyah Denpasar.
Seruan kepada para pengurus musalah dan masjid untuk bersama-sama menggalang dana kemanusiaan di bawah koordinasi MUI Bali dan MUI kabupaten/kota disampaikan Ketua DMI Kota Denpasar, H. Mardi Soemitro.
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI bali, H. Hamsun Imtihan, menyampaikan seruan agar musalah dan masjid di Bali mengangkat tema khutbah Jumat berkaitan dengan Palestina disertai pembacaan doa qunut nadzila.
Baca Juga: Tak Hanya Novel Baswedan, Akun WhatsApp Eks Jubir KPK Febri Diansyah Tidak Bisa Diakses
Acara silaturahim diakhiri pembacaan pernyataan sikap MUI Bali berkaitan aneksasi tentara zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Pernyataan sikap dibacakan Koordinator Tim Gerakan MUI Bali Peduli Palestina, Syamsuddin Kelilauw.
Pimpinan MUI Bali ormas Islam, paguyuban etnis Nusantara, tokoh politik, dan pengurus musalah/masjid ikut mendampingi dan
menyaksikan. Setelah itu, seluruh perwakilan yang hadir tersebut menandatangani pernyataan sikap tertulis. ***