Kasus Isu Warga Bali Meninggal Akibat Vaksin, Ini Hasil Autopsi Verbal Kronologis Meninggalnya

- 26 Mei 2021, 13:00 WIB
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali Gede Pramana.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali Gede Pramana. /Dok Humas Pemprov Bali

 

INDOBALINEWS - Menyusul viralnya pemberitaan di medsos juga sejumlah media mainstream tentang isu adanya warga Bali yang meninggal akibat vaksin atau tepatnya dua hari setelah menjalani vaksinasi Pemprov Bali meminta masyarakat untuk cermat menerima isu atau pemberitaan.

Baik Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali menyayangkan beredarkan kesimpangsiuran kabar tersebut. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr.Ketut Suarjaya menyatakan sangat menyayangkan beredarkan pemberitaan yang mengatakan ada korban meninggal akibat vaksin Covid-19 tanpa berdasarkan data ataupun informasi yang akurat.

Baca Juga: Hari Raya Waisak 1.078 Napi Buddha Terima Remisi Khusus, 12 Bebas

Kadiskes juga merilis hasil Autopsi Verbal Kronologis meninggalnya almarhum Abdullah Malanua (44) yang diberitakan meninggal setelah mendapatkan vaksinasi Astra Zeneca.

Ketut Suarjaya menyampaikan bahwa korban yang berprofesi sebagai tukang jahit ini sudah sakit kurang lebih dari seminggu yang lalu dan hanya istirahat dikamar, jarang keluar apalagi bekerja.

Sakit yang dikeluhkan adalah sakit kepala yang terus-menerus bahkan kadang kadang almarhum sampai muntah-muntah, dan keringat dingin. Almarhum juga dikatakan memang memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi, diabetes dan kolestrol.

Baca Juga: Raih Kepercayaan Dunia Jelang Event Internasional, BPBD Bali Genjot Sertifikasi Kesiapsiagaan Bencana

Pada saat almarhum ikut vaksin, semua proses screening dan lain sebagainya sudah dilakukan dan kondisi beliau saat itu memungkinkan untuk mendapatkan vaksin. Kemudian dua hari setelah vaksin beliau ditemukan meninggal.

“Kita tidak bisa menyimpulkan kalau beliau meninggal karena vaksin. Setelah vaksin ada observasi dan beliau baik baik saja. Jadi jangan sedikit-sedikit ada orang meninggal dikaitkan dengan Covid atau ada yang meninggal setelah beberapa harinya mendapatkan vaksin dikaitkan meninggal karena vaksin. Mari kita cari dulu data yang akurat dari orang yang kompeten sebelum kita memberitakan ke tengah masyarakat, dengan demikian informasi tidak bias dan timbul rasa khawatir dari masyarakat untuk vaksin,“ tutur Suarjaya dalam pernyataan resminya Selasa 25 Mei 2021.

Baca Juga: Korupsi Pengadaan Masker Rp2,9 M, Kejari Karangasem Geledah Kantor BPKAD

Sementara itu Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali Gede Pramana juga meminta agar media lebih cermat menyajikan pemberitaan terkait vaksin di tengah masyarakat. Menurutnya pemerintah beserta stake holder terkait terus berupaya keras mengupayakan ketersediaan vaksin yang aman di tengah masyarakat.

Hal itu sebagai salah satu cara untuk keluar dari pandemi disamping penerapan prokes yang ketat. Dengan adanya pemberitaan negatif terkait vaksin tanpa didukung dengan data serta dari sumber yang akurat dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.

Baca Juga: Terkuak Pelaku Penistaan Agama Soal Nyepi Karena Sakit Hati Lantas Membajak Akun Facebook

“Sangat disayangkan banyak sekali pemberitaan yang mengatakan bahwa ada korban meninggal akibat vaksin, padahal belum ada penjelasan resmi dari pihak yang berkompeten tentang itu, namun sudah diberitakan orang tersebut meninggal karena vaksin. Untuk itu saya meminta agar awak media lebih cermat dalam pemberitaan dan membantu mengedukasi masyarakat melalui berita yang berasal dari sumber dan data yang dapat dipercaya, “ ujarnya.

Pejabat kelahiran Wangaya Kelod ini juga meminta masyarakat agar selalu mencari informasi baik itu terkait Covid-19 maupun vaksinasi dari situs-situs resmi yang disediakan oleh pemerintah sehingga informasi yang didapatkan akurat dan dapat dipertangungjawabkan.***

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah