Pj. Gubernur Mahendra Jaya Ungkap Konsep Pemuliaan Air di SMC World Water Forum

- 13 Oktober 2023, 07:36 WIB
Foto bersama sesuai Rapat Konsultasi Stakeholder ke-2 (2nd Stakeholder's Consultation Meeting/SCM) untuk Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan World Water Forum ke-10 pada Mei 2024 mendatang di Uluwatu, Jimbaran, Bali, Kamis 12 Oktober 2023.
Foto bersama sesuai Rapat Konsultasi Stakeholder ke-2 (2nd Stakeholder's Consultation Meeting/SCM) untuk Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan World Water Forum ke-10 pada Mei 2024 mendatang di Uluwatu, Jimbaran, Bali, Kamis 12 Oktober 2023. /Dok. Humas Pemprov Bali

INDOBALINEWS - Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya memperkenalkan konsep pemuliaan air sebagai sumber kehidupan pada pembukaan Rapat Konsultasi Stakeholder ke-2 (2nd Stakeholder's Consultation Meeting/SCM). Forum yang digelar selama dua hari, 12-13 Oktober 2023 di Intercontinental Bali Resort, Uluwatu, Jimbaran, ini merupakan tahapan akhir penunjukan Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 pada Mei 2024 mendatang.

Mahendra Jaya menerangkan Bali memiliki warisan budaya yang erat kaitannya dengan upaya memuliakan air sebagai sumber kehidupan. Masyarakat Bali memahami bahwa kehidupan tak bisa dipisahkan dari air. Oleh sebab itu, secara turun temurun, masyarakat Bali senantiasa berusaha menjaga keseimbangan air di bhuana agung (makrokosmos) dan bhuana alit (mikrokosmos).

Guna lebih mengenalkan konsep kearifan lokal masyarakat Bali dalam pemuliaan air, Mahendra Jaya menampilkan sebuah tayangan video di sela-sela paparannya. Dari video yang ditayangkan, ia menjelaskan bahwa masyarakat Bali memiliki kearifan lokal Bali yang merupakan warisan adiluhung.

Baca Juga: Janggal, Febri Diansyah: SYL Ditangkap Bukan Dijemput Paksa 

Dijelaskan olehnya, keseharian masyarakat Bali dengan tradisi, adat dan budayanya terkoneksi dengan agama Hindu. Di mana, setiap jengkal tanah Bali selalu dihormati secara sekala dan niskala sebagai "ibu ning ibu" atau ibu pertiwi.

"Itulah yang menjadikan tanah Bali memiliki taksu/ energi spiritual," ujar Mahendra Jaya sembari menambahkan keterkaitan tanah dengan kandungan air di dalamnya.

Lebih lanjut, ia menguraikan sebagai bagian dari nafas kehidupan dan budaya, masyarakat Bali melihat air dari dua sisi. Dari sudut pandang profan, air dilihat sebagai lingkar kehidupan, karena di mana ada air di sanalah kehidupan bersemai dan menjadi berkah bagi seluruh makhluk. Selain itu, masyarakat Bali juga menempatkan air sebagai sesuatu yang disakralkan.

“Dalam sudut pandang ini, air dimanfaatkan sebagai tirta atau air suci yang merupakan berkat dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam konsep sakral, masyarakat Bali juga menjadikan air pancoran sebagai tempat melukat atau pembersihan jiwa,” terangnya.

Baca Juga: Basuki Hadimuljono: SCM ke-2 Bahas Water Justice Secara Global

Halaman:

Editor: Ronatal Siahaan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x